PALANGKA RAYA – Untuk swasembada dan swasembada berkelanjutan
khusunya di sektor daging, minimal ada 13 langkah atau upaya untuk mewujudkannya,
salah satu langkah tersebut adalah penyelamatan betina produktif.
Direktur Pembibitan Ternak Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Abubakar, saat ditemui
di sela-sela pertemuan koordinasi penguatan sapi/kerbau betina bunting, di Swiss-Belhotel
Danum, Rabu (11/12), kepada sejumlah wartawan mengatakan, penyelamatan betina produktif
tersebut dapat dilakukan dengan penguatan sapi/kerbau betina bunting.
Sehingga, dengan kegiatan ini diharapkan dapat
memotivasi masayarakat untuk mengembangkan ternak di daerah ini dengan
mempercepat proses kebuntingan ternak dan menghindari pemotongan bentina
bunting “karena kalau dipotong secara otomatis anak dan induknya akan hilang,
sehingga populasi bukanya naik, namun malah justru menurun,” ungkapnya.
Sehingga dengan pertemuan ini akan dilakukan
konsilidasi untuk mencari solusi yang efektif dalam rangka meningkatkan populasi
sapi dan kerbau.
Diungkapkanya, upaya penyelamatan sapi/kerbau bentina
bunting sepanjang 2011-2012 yang lalu sebanyak 69.000 ekor. Sementara pemberian
insentif bagi sapi/kerbau betina
bunting 2011-November 2013 ini mencapai sekitar 694.000 ekor, ungkapnya.
Dengan berbagai bantuan dan upaya tersebut sehingga ia
merasa yakin bahwa jumlah populasi sapi/kerbau terus meningkat. Mengingat dalam
memberikan insentif dan bantuan tersebut dilakukan dengan sangat selektif,
lanjutnya.
Sementara Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dalam
sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran
mengatakan, salah satu program utama Kementerian Pertanian dan menjadi program
nasioanal periode 2010-2014 adalah program swasembada daging sapi/kerbau 2014.
Untuk mencapai program tersebut, maka jumlah populasi
sapi/kerbau harus dipertahankan dan ditingkatkan, karena saat ini disinyalir
telah terjadi pemotongan sapi/kerbau betina produktif yang jumlahnya cukup
banyak, ujarnya.
Untuk mencegah semakin berkurangnnya jumlah populasi
sapi/kerbau dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya dengan menyelamatkan
sapi/kerbau betina produktif dan memberikan insentif kepada peternak/kelompok
peternak yang telah membudidayakan sapi/kerbau betina produktif.
Dalam kesempatan itu ia juga mengatakan, pada 2013
Dinas Pertanian dan peternakan mendapatkan dukungan dana dari dana
dekonsentrasi maupun tugas perbantuan sebesar Rp15.709.500.000. Dana tersebut
salah satunya digunakan untuk kegiatan penguatan sapi/kerbau betina bunting
yang dialokasikan di 13 kelompok sarana di sembilan kabupaten.
“Sedangkan untuk 2014 kami mendapatkan alokasi di 11
kelompok untuk di 10 kabupaten/kota,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan
Provinsi Kalteng Tute Lelo mengatakan, kegiatan semacam ini sangat perlu untuk
dilakukan, mengingat kebutuhan kosumsi daging di Provinsi Kalteng mencapai 2600
ekor per tahun dan masih ada yang didatangkan dari luar.
Dengan pertemuan ini
diharapkan kedepan Provinsi Kalteng dapat mandiri, khusunya dalam penyediaan
ternak ini dan ia menyakini bahwa hal tersebut dapat tercapai, terlebih dengan
dukungan program intergasi sawit-sapi yang dilakukan oleh pihak perkebunan di
daerah ini, ujarnya.dkw