Kamis, 12 Desember 2013

Wujudkan Swasembada Daging Dengan Selamatkan Betina Produktif



PALANGKA RAYA – Untuk swasembada dan swasembada berkelanjutan khusunya di sektor daging, minimal ada 13 langkah atau upaya untuk mewujudkannya, salah satu langkah tersebut adalah penyelamatan betina produktif.    
Direktur Pembibitan Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Abubakar, saat ditemui di sela-sela pertemuan koordinasi penguatan sapi/kerbau betina bunting, di Swiss-Belhotel Danum, Rabu (11/12), kepada sejumlah wartawan mengatakan, penyelamatan betina produktif tersebut dapat dilakukan dengan penguatan sapi/kerbau betina bunting.  
Sehingga, dengan kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi masayarakat untuk mengembangkan ternak di daerah ini dengan mempercepat proses kebuntingan ternak dan menghindari pemotongan bentina bunting “karena kalau dipotong secara otomatis anak dan induknya akan hilang, sehingga populasi bukanya naik, namun malah justru menurun,” ungkapnya.
Sehingga dengan pertemuan ini akan dilakukan konsilidasi untuk mencari solusi yang efektif dalam rangka meningkatkan populasi sapi dan kerbau.
Diungkapkanya, upaya penyelamatan sapi/kerbau bentina bunting sepanjang 2011-2012 yang lalu sebanyak 69.000 ekor. Sementara pemberian insentif bagi sapi/kerbau betina bunting 2011-November 2013 ini mencapai sekitar 694.000 ekor, ungkapnya.
Dengan berbagai bantuan dan upaya tersebut sehingga ia merasa yakin bahwa jumlah populasi sapi/kerbau terus meningkat. Mengingat dalam memberikan insentif dan bantuan tersebut dilakukan dengan sangat selektif, lanjutnya.
Sementara Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran mengatakan, salah satu program utama Kementerian Pertanian dan menjadi program nasioanal periode 2010-2014 adalah program swasembada daging sapi/kerbau 2014.
Untuk mencapai program tersebut, maka jumlah populasi sapi/kerbau harus dipertahankan dan ditingkatkan, karena saat ini disinyalir telah terjadi pemotongan sapi/kerbau betina produktif yang jumlahnya cukup banyak, ujarnya.
Untuk mencegah semakin berkurangnnya jumlah populasi sapi/kerbau dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya dengan menyelamatkan sapi/kerbau betina produktif dan memberikan insentif kepada peternak/kelompok peternak yang telah membudidayakan sapi/kerbau betina produktif.
Dalam kesempatan itu ia juga mengatakan, pada 2013 Dinas Pertanian dan peternakan mendapatkan dukungan dana dari dana dekonsentrasi maupun tugas perbantuan sebesar Rp15.709.500.000. Dana tersebut salah satunya digunakan untuk kegiatan penguatan sapi/kerbau betina bunting yang dialokasikan di 13 kelompok sarana di sembilan kabupaten.
“Sedangkan untuk 2014 kami mendapatkan alokasi di 11 kelompok untuk di 10 kabupaten/kota,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng Tute Lelo mengatakan, kegiatan semacam ini sangat perlu untuk dilakukan, mengingat kebutuhan kosumsi daging di Provinsi Kalteng mencapai 2600 ekor per tahun dan masih ada yang didatangkan dari luar.
Dengan pertemuan ini diharapkan kedepan Provinsi Kalteng dapat mandiri, khusunya dalam penyediaan ternak ini dan ia menyakini bahwa hal tersebut dapat tercapai, terlebih dengan dukungan program intergasi sawit-sapi yang dilakukan oleh pihak perkebunan di daerah ini, ujarnya.dkw