Jumat, 28 Februari 2014

Kalteng Kekurangan 2.600 Ekor Sapi per Tahun

PALANGKA RAYA – Pada 2014 ini tugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan Provini Kalteng tidaklah semakin mudah, karena pada 2014 ini selain target produksi padi sebesar 10 juta ton, namun juga target swasembada daging. Sementara Kalteng masih kekurangan sekitar 2.600 ekor sampi per tahunnya.
            Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provini Kalteng Tute Lelo, dalam sambutannya pada rapat evaluasi program kegiatan tahun angaran 2013 dan sikronisasi oprasional kegiatan (SOK) tahun anggaran 2014 dengan kabupaten/kota se Kalteng, di hotel Grand Sakura, belum lama ini mengatakan, target produksi pada 2014 yaitu 10 ton.
            Dan ia bersyukur, bahwa target yang diberikan kepada pihaknya tersebut bisa tercapai. Sementara untuk daging sapi, pada 2014 ini targetnya adalah swasembada daging “ini yang berat,” tegas Tute.
            Kalau dilihat dari populasi sapi, ujar Tute, Provinsi Kalteng dinilai sudah surplus, karena populasi sapi di daerah ini mencapai sekitar 59.000 ekor, sementara kebutuhannya hanya sekitar 35.000-36.000 ekor per tahun.
            Namun, dari jumlah populasi ternak sapi di provinsi Kalteng sebanyak 59.000 ekor tersebut ada yang betinak dan anak yang tidak bisa dipotong “makanya kita masih kekurangan sekitar 2.600 ekor per tahun, untuk menutupi kebutuhan kita,” tegasnya.
            Untuk itu, Dinas Pertanian dan Peternakan Provini Kalteng harus berkerja keras dan terus mendorong pengembangan peternakan di daerah ini. Karena, untuk pemenuhan swasembada itu dinilai sangat mustahil apabila hanya mengharapkan angaran dari Pemerintah saja.
            Sehingga pihaknya akan terus mendorong pihak swasta untuk turut mengembangkan populasi sapi di daerah ini, yaitu melalui integrasi sawit sapi dan beberapa perusahaan sudah mengajukan permohonan untuk memasukan bibit sapi dan sudah diberikan rekomendasi, ujarnya.
            Sebelumnya, Direktur Pembibitan Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Abubakar mengatakan, Kateng sangat berpotensi untuk pengembangan ternak.
Bahkan dia menilai bahwa pengembangan ternak sampi dengan program integrasi sawit-sapi yang dilakukan di beberapa perkebunan besar di daerah ini dinilai lebih efisien bila dibandingkan pengembangan ternak sapi yang dilakukan di Australia “jauh lebih efisien,” tegasnya.
Karena, makanannya bisa dari daun atau pelepah kelapa sawit atau rumput-rumput yang ada di sekitar perkebunan itu. Sehingga tanpa perlu disemprot dengan racun, rumputnya akan bersih karena dimakannya.
Berdasarkan tinjauanya ke beberapa perkebunan besar swasta di daerah ini, bahwa sapi yang dikembangkan dengan program sawit-sapi tersebut sangat gebuk-gemuk, jinak, dan bersih, ungkapnya.
Selain itu, tanah di sekitar perkebunan tersebut akan subur dan bisa menghemat pupuk sekitar 30-40 persen “jadi sangat efisien. Jadi menurut saya (program sawit-sapi) ini harus kita dorong, karena di Kalteng ini sangat banyak perusahaan kelapa sawit,” tegasnya.
Untuk itu, kedepan program ini harus terus di dorong, mengingat luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai sekitar 9 juta hektare, sehingga kalau semuanya mengembangkan program sawit-sapi ini, maka jumlah ternak sapi di Indonesia akan semakin banyak.
Hal-hal yang seperti ini harus terus didorong, ujarnya, sehingga apa yang diharapkan oleh pendiri bangsa ini dapat tercapai “bahwa kita harus mandiri, harus berdiri di kaki kita sendiri. Kalau tidak kita akan terpuruk, impor trus,” tegasnya.dkw

Senin, 24 Februari 2014

Kelola Sumberdaya Perikanan Dengan Kearifan Lokal

PALANGKA RAYA – Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dalam sambuatan tertulisnya yang dibacakan Kepala Disas Kelautan dan Perikanan Kalteng Darmawan pada Rakor Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tingkat Provinsi, di hotel Aquarius, baru-baru ini mengatakan, program Kalteng besuh atau Kalteng kenyang bisa disusun kegiatannya dengan memperhatikan nilai luhur kearifan lokal sebagai acuan bagi terciptannya pola pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan.
Karena dengan kearifan lokal menggambarkan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal yang berinteraksi dengan lingkungannya untuk mempertahankan sumberdaya kawasan perairan dengan perlindungan habitat dan populasi ikan lokal sebagai komoditas unggul, ujarnya.
Kendati demikian, ujar Teras, ada beberapa permasalahan yang perlu menjadi perhatian bersama antaralain berkaitan dengan masih mahalnya harga pakan, kurangnya benih ikan bersertifikat, calon induk unggul dan induk yang unggul, belum optimalnya Balai-Balai Benih dan Unit Perbenihan Rakyat sebagai penghasil benih.
Serta armada kapal masih berukuran kecil dengan daya jelajah masih sekitar pesisir, mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan yang berkisar Rp9.500 sampai dengan Rp10.500 per liter, serta masih adanya illegal fishing yang berdampak terhadap ketersediaan sumberdaya dan kelestarian ikan menjadi rusak.
Juga masih banyaknya pengelolaan bersifat tradisional, sehingga dinilai belum memenuhi standar pengelolaan yang baik, sanitasi tidak memenuhi standar mutu dan masih ada pengelolaan menggunakan bahan terlarang seperti penggunaan formalin, dan belum menggunakan sistem rantai dingin guna menjaga  kesegaran bahan baku olahan. Hal ini semua merupakan tugas kita agar bisa dicari solusi penyelesaiannya, ujarnya.
"Saya harap program dan kegiatan yang akan direncanakan 2015 agar betul-betul bisa menjawab permasalahan tersebut. Untuk itu perlu disinergikan program dan kegiatan yang bersifat prioritas antara Provinsi dan Keabupaten/Kota, sehingga memberikan solusi yang hasilnya akan dijadikan acuan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Karena, pembangunan sektor kelautan dan perikanan memegang peranan yang cukup penting dalam menggerakan roda perekonomian dan hal ini didukung dengan begitu besarnya dan melimpahnya sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat.
Terlebih sebaran penduduk Kalteng yang banyak bermukim di wilayah sungai, danau rawa, dan pesisir pantai sebagai sumber kehidupan, ujarnya.
Untuk memanfaatkan potensi sumber perikanan yang begitu besar, diperlukan arah kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan untuk mencapai sasaran dan tujuan melalui penyusunan program dan kegiatan dengan memperhatikan kebutuhan yang ada serta potensinya. Baik potensi sumber daya manusia (SDM), maupuan sumber daya alam (SDA).
Terlebih proses penyusunan program dan kegiatan tersebut memerlukan analisa terhadap lingkungan internal dan ektsernal dengan memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada, ujarnya.dkw

2012, Hasil Tangkapan Meningkat 11,65 Persen

PALANGKA RAYA – Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dalam sambuatan tertulisnya yang dibacakan Kepala Disas Kelautan dan Perikanan Kalteng Darmawan pada Rakor Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tingkat Provinsi, di hotel Aquarius, Senin (24/2) mengatakan, dari tingkat capaian indikator kinerja utama untuk hasil tangkapan mengalami peningkatan.
Ini dapat terlihat bahwa hasil tangkapan pada 2012 sebesar 93.265,20 ton menjadi 105.060,8 ton atau mengalami kenaikan 11,65 persen. Sedangkan produksi perikanan budidaya pada 2012 sebesar 51.236,29 ton menjadi 53.519,43 ton atau mengalami kenaikan sebesar 4,27 persen.
Naiknya produksi ini, kata Teras, juga didukung dengan meningkatnya pula volume produksi hasil perikanan pada 2012 sebesar 20.227,63 ton menjadi 26.152 ton atau alami kenaikan sebesar 22,65 persen.
Pembangunan sektor Kelautan dan Perikanan memegang peranan yang cukup penting dalam menggerakan roda perekonomian dan hal ini didukung dengan begitu besarnya dan melimpahnya sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat.
Terlebih sebaran penduduk Kalteng yang banyak bermukim di wilayah sungai, danau rawa, dan pesisir pantai sebagai sumber kehidupan, ujarnya.
Untuk memanfaatkan potensi sumber perikanan yang begitu besar, diperlukan arah kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan untuk mencapai sasaran dan tujuan melalui penyusunan program dan kegiatan dengan memperhatikan kebutuhan yang ada serta potensinya. Baik potensi sumber daya manusia (SDM), maupuan sumber daya alam (SDA).
Terlebih proses penyusunan program dan kegiatan tersebut memerlukan analisa terhadap lingkungan internal dan ektsernal dengan memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada, ujarnya.
Sementara ketua panitia pelaksana Arinakiriano dalam laporannya mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan dan menyelarasakan indikator kinerja serta target kinerja program dan kegiatan antara Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dengan kabupaten/kota untuk perbaikan dokumen rencana kerja 2015.
Sementara tujuan dari kegiatan ini adalah untuk penetapan pelaksanaan program atau kegiatan untuk optimalisasi pencapaian sasaran program dan kegiatan Dinas Kelautan dan Perikanan Provini Kalteng 2015.
Kegiatan ini dilaksankan dari 23-26 Februari 2014 dan diikuti oleh pejabat Dinas Kelautan dan Perikanan Provini Kalteng, kabupaten/kota se Kalteng, Badan Ketahanan Pangan dan Koordinasi Penyuluh Kalteng, konsorsium Program Mitra Bahari Regional Center Kalteng, Stasiun Karantina Kelas I Palangka raya, BAPPEDA, dan HSNI Kalteng.
Sementara yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut antaralain dari Direktorat Jenderal Perikanan KP3K, Biro Perencanaan Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, ujarnya.dkw

Kamis, 20 Februari 2014

Poros Tengah, Masih Banyak yang Belum Beraspal

PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provini Kalteng Leonard S Ampung, saat ditemui di sela-selam meninjau jalan poros tengah, baru-baru ini kepada sejumlah wartawan mengatakan, banyak yang harus di perhatikan dan dilakukan untuk jalan poros tengah ini.
            Karena pada ruas jalan tersebut masih banyak jalan yang terbuka dan belum beraspal, “yang belum teraspal itu banyak dari panjang jalan sekitar 800 km lebih tersebut,” ujarnya.
            Sehingga ruas jalan tersebut akan terus ditingkatkan dan khusunya untuk penangan jalan yang dinilai rawan longsor dari daerah Puruk Cahu ke arah Muara Teweh akan disediakan angaran sekitar Rp18 miliar yang bersumber dari APBN.
            Sementara beberapa ruas jalan yang dinilai rawan longsor pada poros tengah di daerah Kabupaten Gunung Mas juga akan ditangani yang masuk dalam segmen reguler “tetapi tidak untuk penangan longsor khusus, tetapi termasuk dengan jalannya,” ujar Leonard.
            Sebelumnya Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang mengatakan, jalan poros tengah amat sangat bermanfaat, karena dia menghubukan dari Kalimatan Timur, Kalimantan Tengah, dengan Kalimantan Barat, jadi tidak lagi memutar melalui jalan trans Kalimatan poros Selatan, ujarnya.
Dengan keberadaan jalan tersebut, maka perjalanan akan sangat singkat. Karena kalau harus melalui Banjar Masin, Kalimantan Selatan, maka akan menelan waktu yang cukup lama.
Sementara untuk penangan badan jalan dan agregat pada ruas jalan tersebut akan dilaksanakan pada 2014 ini. Namun di daerah Rabambang juga ada pembangunan jembatan “mudah-mudahan itu (pengerjaan jembatan) pada 2014 ini sudah mulai berkerja,” ujarnya.
Sementara ruas jalan Takaras-Talaken-Tumbeng Jutu, sampai ke Tewah, memang ada beberapa ruas jalan yang harus diselesaikan dan diharapkan pada 2014 ini sudah selesai, ujarnya.
Sementara untuk rusa jalan  Sei Hanyu, ada beberapa yang harus dilakukan percepatan “karena tadi (kemaren) Kepala Balainya (Balai Besar Penanganan Jalan Nasional Wilayah VII Kalimantan) tidak senang, tidak puas dengan pekerjaan dari PT Adi Karya. Karena ini kan (jalan) performance based contract (PBC), jadi dia bisa saja berkerja terus,” ungkapnya.
Terlebih keuangannyapun sudah siap, malahan perusahaan tersebut sudah mengantongi Rp27 miliar dan pada 2014 ini sekitar Rp60 miliar “tadi mereka (PT Adi Karya) janji untuk bisa selesai di 2 minggu ini. Minimal ada perubahan-perubahanlah,” ungkapnnya.
Sementara berdasarkan pantauan Tabengan di lapangan, ruas jalan poros tengah tersebut masih banyak yang belum beraspal dan beberapa titik yang berlobang dan beralur yang cukup dalam, bahkan ada beberapa titik yang dinilai rawan longsor.
Bahkan untuk menuju arah perbatasan Kaltim, jalanya berliku-liku dan sempit serta terdapat beberapa tanjakanya yang tingi dan turunan yang curam, sehingga kendaraan yang melintasi jalan tersebut tidak bisa melaju dengan cepat dan harus super berhati-hati, terlebih pada saat musim kemarau, karena jalan tersebut berdebu.dkw

Gubernur Apresiasi Keaktifan Sekolah dan Puskesmas di Daerah

PALANGKA RAYA – Meski ditengah keterbatasan, namun Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang sangat mengapresiasi tingkat keaktifan guru dan pegawai di sekolah dan Puskesmas di pedalaman yang aktif dalam melaksanakan tugasnya.
            Karena meski tidak direncanakan ia akan singgah di sekolah dan puskesamas tersebut, namun ternyata guru dan pegawai di sekolah dan puskesamas tersebut aktif dalam melaksanakan tugasnya, “saya sangat apresiasi,” tegas Teras kepada sejumlah wartawan, saat ditemui di sela-sela meninjau jalan poros tengah baru-baru ini.
            Diungkapkan Teras, misalnya di SMP 1 Manhuhing, Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, ada 16 guru dan semuanya hadir, sementara Kepala Sekolahnya ada tugas pendidikan “nah ini kita harus memberikan apresiasi, harus memberikan hormat terhadap mereka dan nati kita akan melihat perkembangan-perkembangannya lebih lanjut,” ujarnya.
            Termasuk keaktifan pegawai di Puskesmas Tumbang Rahuyan, Kecam Rungan Hulu, ujarnya.
            Karena Sebelumnya Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, Kepala Biro Pemerintahan, Kepala Biro Umum, Kepala Biro Humas dan Protokol, serta beberapa instansi terkait lainnya meninjau jalan poros tengah dan dalam kesempatan itu ia juga sempat meninjau Sekolah dan Puskesmas.
            Saat meninjau proses belajar-mengajar di SMP 1 Manhuhing, ia juga sempat berdialog dengan siswa dan guru, termasuk meninjau gedung sekolah tersebut. Dalam dialog tersebut, pihak sekolah juga sangat berharap adanya laboratorium, pasilitas olahraga, dan prasarana penunjang lainnya di sekolah tersebut, termasuk buku bahasa inggris.
            “Tadi (kemaren) saya juga melihat keadaan di sekolah SMP 1 di Manuhing. Saya sedih sekali karena ada peralatan yaitu sekitar 10 komputer yang sudah selama tiga tahun tidak bisa dioprasionalkan dengan baik dan itu menjadi sesuatu hal yang sangat menyedihkan,” ujarnya.
            Dalam kesempatan itu, Gubernur juga berkunjung ke Puskesmas Tumbang Rahuyan, Kecam Rungan Hulu, Kabupaten Gunung Mas dan dalam kesempatan itu ia juga menanyakan data-data kesehatan di puskesmas tersebut, antaralain data ibu hamil, malaria, dan yang lainnya.
            Sementara yang menjadi kendala di Puskesamas tersebut antaralain tidak adanya dokter, tidak adanya mobil ambulan, tidak adanya siknal Hp, perumahan pegawai, dan pegawai di Puskesamas tersebut hanya 6 orang pegawai saja, sementara mereka harus menangani 8 desa 1 kelurahan.
            Sehingga beberapa hal tersebut menjadi perhatiannya, khusunya bagi bupatinnya. Karena, dengan adanya beberapa kendala tersebut, “ini berarti ada kebijakan yang tidak tepat, sehingga ini diharapkan menjadi perhatian, termasuk dari kabupaten/kota, ujarnya.dkw