Kamis, 12 Desember 2013

Musim Penghujan, 3 Bencana yang Perlu Diwaspadai



Terdapat 250 Desa lebih di Kalteng yang rawan banjir
PALANGKA RAYA – Memasuki musim penghujan, terutama curah hujanya cukup ekstrim, maka minimal ada tiga jenis bencana yang perlu diwaspadai, yaitu bencana banjir, tanah longsor, dan banjir bandang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalteng Mugeni, saat ditemui di ruang kerjanya baru-baru ini kepada Tabengan mengatakan, potensi terjadinya tanah longsor dan banjir bandang di Kalteng memang tidak terlalu siknipikan “ada, namun relatif kecil,” ujarnya.
Namun bencana banjir ini yang harus diwaspadai, karena setiap tahun hampir selalu ada terjadi. Bahkan berdasarkan data yang pihaknya miliki, bahwa di Kalteng ini setidaknya ada sekitar 250 desa yang rawan banjir.
Sementara daerah yang dinilai rawan terjadi banjir tersebut antaralain di daerah Kabupaten Katingan, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, Kapuas, daerah Barito, dan Gunung Mas. Namun dari beberapa daerah tersebut yang dinilai paling rawan dan hampir setiap tahun terjadi banji yaitu Kabupaten Katingan, Pulang Pisau, Kapuas, dan Buntok.
Diungkapkanya, terjadinya beberapa jenis bencana tersebut merupakan akumulasi dari berbagai faktor, antaralain terjadinya kerusakan lingkungan “sementara hujan itu dinilai hanya sebagai pemicunya saja,” ungkapnya.
Karena, kalau hujan tersebut turun dengan deras, sementara tidak ada yang menahanya karena hutan yang ada sudah rusak, sehingga semuanya air hujan tersebut langsung turun kesungai. Namun karena sungai, kali, dan danau tersebut tidak mampu langgi menampungnya, sehingga meluap dan terjadilah banjir.
Sementara langkah antisipasi yang dilakukan oleh pihaknya untuk menanggulangi terjadinya beberapa bencana tersebut antaralain mempersiapkan personail, menyiapakan pralatan, dan logistik sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Namun kalau BPBD Provinsi dinilai tidak mampu, maka pihaknya akan meminta bantuan dari BNPB.
Sementara untuk tanah longsor, baru-baru ini terjadi tanah longsor yang memakan satu jalur badan jalan di daerah Kabupaten Gunung Mas akibat tingginya curah hujan akhir-akhir ini. “Kecil, namun sering terjadi (tanah longsor), di Lamandau juga pernah terjadi, Gunung Mas cukup sering, Barito Selatan juga ada,” ujarnya.
Namun kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa, namun di daerah-daerah tersebut memang perlu waspada dan pihaknya juga sudah memprogramkan untuk penyiringan dan sebagainya, hanya saja anggaranya masih belum keluar.
Sedangkan untuk potensi banjir bandang di Kalteng ini juga ada, di daerah Kabupaten Lamandau dan Gunung Mas juga pernah terjadi, sehingga pemukiman yang berada di daerah lereng perbukitan agar berhati-hati terjadinya tanah longsor dan banjir bandang.
“Didaerah-daerah perbukitan itu bisa saja terjadi banjir bandang, meski kapasitas kecil,” ujar Mugeni.
Bahkan pada 18 November 2013 yang lalu terjadi bandang di daerah Barito Utara yang meliputi 16 desa di 2 kecamatan, yaitu kecmatan Gunung Purei terdapat 8 desa dan di Kecamatan Teweh timur terdapat 8 desa. Sementara daerah yang terdampak banjir yaitu sekitar 454 rumah atau sekitar 500 an kepala keluarga (KK), dan 1.300 an jiwa.

Juga mengakibatkan terjadi kerusakan ringan, sedang, dan Berat yang meliputi 3 buah masjid, 2 buah surau, 4 balai basarah/tempat ibadah umat Kaharingan, 2 buah TK, 6 buah SD, 1 buah SMK, 2 buah Pustu, 2 buah Kantor desa, 2 alat elektronik dan alat rumah tangga, sawah, ladang dan kebun.
Sehingga Pemerintah Kabupaten atau BPBD setempat telah mlakukan langkah-langkah koodinasi dan pendataan di lapangan. Bahkan tim reaksi cepat (TRC) BPBD Povinsi Kalteng juga berangkat untuk mlakukan pendampingan terhadap BPBD Barito Utara.
Selain itu, BPBD Provinsi Kalteng juga tengah mengirim bantuan logistik berupa Mie instan, gula pasir, minyak goreng, kain sarung, selimut, kopi, dan teh, bahan sandang, kid ware, family kid, pealatan dapur, matras, lauk pauk, kue kering, sarden dan yang lainya, ujar Mugeni.dkw