PALANGKA RAYA – Direktur Pembibitan
Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian
RI Abubakar, saat ditemui di sela-sela pertemuan koordinasi penguatan
sapi/kerbau betina bunting, di Swiss-Belhotel Danum, baru-baru ini mengatakan,
Kateng sangat berpotensi untuk pengembangan ternak.
Bahkan
ia menilai bahwa pengembangan ternak sampi dengan program integrasi sawit-sapi
yang dilakukan di beberapa perkebunan besar di daerah ini dinilai lebih efisien
bila dibandingkan pengembangan ternak sapi yang dilakukan di Australia “jauh
lebih efisien,” tegasnya.
Karena
makanannya bisa dari daun atau pelepah kelapa sawit atau rumput-rumput yang ada
di sekitar perkebunan itu. Sehingga tanpa perlu disemprot dengan racun, rumputnya
akan bersih karena dimakannya.
Bahkan
berdasarkan tinjauanya ke beberapa perkebunan besar swasta di daerah ini pada
beberapa waktu lalu, bahwa sapi yang dikembangkan dengan program sawit-sapi tersebut
sangat gebuk-gemuk, jinak, dan bersih, ungkapnya.
Selain
itu, tanah di sekitar perkebunan tersebut akan subur dan bisa menghemat pupuk
sekitar 30-40 persen “jadi sangat efisien. Jadi menurut saya (program
sawit-sapi) ini harus kita dorong, karena di Kalteng ini sangat banyak
perusahaan kelapa sawit,” tegasnya.
Untuk
itu, kedepan program ini harus terus di dorong, mengingat luas perkebunan
kelapa sawit di Indonesia mencapai sekitar 9 juta hektare, sehingga kalau semuanya
mengembangkan program sawit-sapi ini, maka jumlah ternak sapi di Indonesia akan
semakin banyak.
Hal-hal
yang seperti ini harus terus didorong, ujarnya, sehingga apa yang diharapkan
oleh pendiri bangsa ini dapat tercapai “bahwa kita harus mandiri, harus berdiri
di kaki kita sendiri. Kalau tidak kita akan terpuruk, impor trus,” ujarnya.
Sementara
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng Tute Lelo mengatakankegiatan
semacam ini sangat perlu untuk dilakukan, mengingat kebutuhan kosumsi daging di
Provinsi Kalteng mencapai 2.600 ekor per tahun dan masih ada yang didatangkan
dari luar.
Dengan
pertemuan ini diharapkan kedepan Provinsi Kalteng dapat mandiri, khusunya dalam
penyediaan ternak ini dan ia menyakini bahwa hal tersebut dapat tercapai,
terlebih dengan dukungan program intergasi sawit-sapi yang dilakukan oleh pihak
perkebunan di daerah ini, ujarnya.
Bahkan
beberapa perkebunan besar swasta di daerah ini sangat mendukung program
intergasi sawit-sapi ini dan dalam waktu dekat ini mereka akan mendatangkan
bibit sapi lagi dari Australia, dan beberapa perusahaan juga sudah meminta
rekomendasi dari Dinas Pertanian dan Peternakan untuk mendatangkan bibi
tersebut.
“Saya
yakin kita bisa mencapai (mandiri), karena sekarang kita hanya kekurangan
sekitar 2.600 ekor, sehingga sekitar dua tahun kedepan itu sudah bisa kita
penuhi sendiri,” ujarnya.dkw