Kamis, 12 Desember 2013

Abubakar ; Program Sawit-Sapi Lebih Efisien

PALANGKA RAYA – Direktur Pembibitan Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Abubakar, saat ditemui di sela-sela pertemuan koordinasi penguatan sapi/kerbau betina bunting, di Swiss-Belhotel Danum, baru-baru ini mengatakan, Kateng sangat berpotensi untuk pengembangan ternak.
Bahkan ia menilai bahwa pengembangan ternak sampi dengan program integrasi sawit-sapi yang dilakukan di beberapa perkebunan besar di daerah ini dinilai lebih efisien bila dibandingkan pengembangan ternak sapi yang dilakukan di Australia “jauh lebih efisien,” tegasnya.
Karena makanannya bisa dari daun atau pelepah kelapa sawit atau rumput-rumput yang ada di sekitar perkebunan itu. Sehingga tanpa perlu disemprot dengan racun, rumputnya akan bersih karena dimakannya.
Bahkan berdasarkan tinjauanya ke beberapa perkebunan besar swasta di daerah ini pada beberapa waktu lalu, bahwa sapi yang dikembangkan dengan program sawit-sapi tersebut sangat gebuk-gemuk, jinak, dan bersih, ungkapnya.
Selain itu, tanah di sekitar perkebunan tersebut akan subur dan bisa menghemat pupuk sekitar 30-40 persen “jadi sangat efisien. Jadi menurut saya (program sawit-sapi) ini harus kita dorong, karena di Kalteng ini sangat banyak perusahaan kelapa sawit,” tegasnya.
Untuk itu, kedepan program ini harus terus di dorong, mengingat luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai sekitar 9 juta hektare, sehingga kalau semuanya mengembangkan program sawit-sapi ini, maka jumlah ternak sapi di Indonesia akan semakin banyak.
Hal-hal yang seperti ini harus terus didorong, ujarnya, sehingga apa yang diharapkan oleh pendiri bangsa ini dapat tercapai “bahwa kita harus mandiri, harus berdiri di kaki kita sendiri. Kalau tidak kita akan terpuruk, impor trus,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng Tute Lelo mengatakankegiatan semacam ini sangat perlu untuk dilakukan, mengingat kebutuhan kosumsi daging di Provinsi Kalteng mencapai 2.600 ekor per tahun dan masih ada yang didatangkan dari luar.
Dengan pertemuan ini diharapkan kedepan Provinsi Kalteng dapat mandiri, khusunya dalam penyediaan ternak ini dan ia menyakini bahwa hal tersebut dapat tercapai, terlebih dengan dukungan program intergasi sawit-sapi yang dilakukan oleh pihak perkebunan di daerah ini, ujarnya.
Bahkan beberapa perkebunan besar swasta di daerah ini sangat mendukung program intergasi sawit-sapi ini dan dalam waktu dekat ini mereka akan mendatangkan bibit sapi lagi dari Australia, dan beberapa perusahaan juga sudah meminta rekomendasi dari Dinas Pertanian dan Peternakan untuk mendatangkan bibi tersebut.
“Saya yakin kita bisa mencapai (mandiri), karena sekarang kita hanya kekurangan sekitar 2.600 ekor, sehingga sekitar dua tahun kedepan itu sudah bisa kita penuhi sendiri,” ujarnya.dkw