Kamis, 12 Desember 2013

Sutrisno; Konsumsi Terigu Cenderung Meningakat

PALANGKA RAYA – Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Kalteng Sutrisno, saat ditemui di ruang kerjanya baru-baru ini mengatakan, dari tahun-ketahun kosumsi terigu cenderung meningkat.
Hal ini dapat terlihat, antaralain bahwa semua orang sampai ke daerah-daerah pasti mengenal yang namanya mie instan dan roti-rotian yang semua bahan bakunya berasal dari terigu, “padahal, terigu ini kita impor dan sangat besar jumlah impor itu,” ujarnya.
Sehingga dapat dibayangkan berapa besar angaran yang harus dikeluarkan untuk impor terigu tersebut. Sehingga ini harus disubstitusi dan pemerintah harus gencar mensosialisasikan dan juga mencari teknologi agar bahan pangan lokal itu dapat diolah sedemikian rupa agar bentuknya menarik, rasanya enak, dan gizinya tinggi.
“Harus gencar mensosialisasikan itu, agar masyarakat itu tertarik, karena kalau kita melarang orang untuk makan mie, roti, dan trigu itu akan susah. Sehingga yang perlu kita dorong adalah substitusi bahan baku,” ujarnya.
Sehingga roti atau beberapa jenis makanan tersebut tidak berasal dari terigu, melainkan berasal dari umbi-umbian atau bahan pangan lokal lainnya. Sehingga ini yang perlu didorong dan pemerintah harus gencar mensosialisasikannya kepada masyarakat, karena dampaknya dinilai sangat luar biasa.
Sebab, kalau bahan pangan lokal tersebut bisa dimanfaatkan dengan maksimal maka petani akan menggeliat, sehingga para pemuda-pemuda akan kembali tertarik untuk berbudidaya atau mengembangkan berbagai jenis pangan lokal “karena itu menguntungkan dan diperlukan,” ujarnya.
Sementara yang terjadi saat ini, saat petani mau mengembangkan secara besar-besaran, namun pasar atau yang mau membeli hasil pertanian tersebut belum jelas, sehingga petani tidak berani mengembangkan komoditi tersebut dalam jumlah besar. Disisi lain, ada yang mau beli hasil pertanian tersebut, namun barangnya tidak ada.
Menyikapi hal tersebut, sehingga peranan Pemerintah dinilai sangat penting untuk memfasilitasi itu, serta mewujudkan kosumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman berbasis sumber daya lokal, ujarnya.
Sebelumnya Sutrisno mengatakan, untuk mewujudkan konsumsi masyarakat tersebut beragam, bergizi, berimbang, dan aman, maka selain melakukan lomba cipta menu beragam, bergizi, berimbang, dan aman, namun pihaknya juga mendorong pemanfaatan perkarangan sebagai lumbung pangan.
Untuk itu, pihaknya mendorong pemanfaatan perkarangan sebagai lumbung pangan, dan sebagai penyedia bahan pangan yang beragam, ujarnya.
Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan agar secara bertahap masyarakat mau merubah kebiasaanya dan mau mengkonsumsi makanan tersebut secara beragam, bergizi, berimbang, dan aman.
Namun  kalau berbicara untuk merubah selera maka itu tidak mudah, karena untuk merubah kebiasaan atau fola konsumsi itu harus merubah pola pikir dan mindset masyarakat tersebut.
Sehingga kegiatan lomba cipta menu beragam, bergizi, berimbang, dan aman perlu terus dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut, ujarnya.dkw