Senin, 23 Desember 2013

Jemabatan Bajarum Kritis, Kementrian PU Turunkan Tim

PALANGKA RAYA – Akibat tertabrak tongkang yang mengangkut biji besi pada Sabtu 21 Desember 2013 yang lalu, jembatan Sei Mentaya yang terletak di Desa Bajarum, Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur dalam keadaan keritis, sehingga Kementerian PU menurunkan tim.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalteng Leonard S Ampung saat ditemui di ruanganya, Senin (23/12) kepada sejumlah wartawan mengatakan, jemabatan Bajarum keritis dan berbahaya “kondisinya sangat keritis, tersenggol sedikit bisa ambruk,” tegasnya.
Karena, akibat tabrakan tersebut, sehingga pier jembatan atau beton pada tiang jembatan tersebut retak, sehingga kalau ada beban, benturan atau goyangan diatas sedikit saja, keretakannya bisa bertambah lebar dan dua tiang pilar itu bisa jatuh.
Bahkan berdasarkan hasil pengecekan bersama Tim Provinsi dan Tim Kabupaten Kotawaringin Timur baru-baru ini dengan hasil, bangunan atas pada pier 1 sisi kanan (Palangka Raya-Sampit) terjadi pergeseran perletakan rangka baja bentang 60 sekitar 8 cm dan kondisi angkur bengkok.
Selainitu, pier 2 (bagian yang tertabrak) peletakan rangka baja bentang 100 sisi kiri bergeser 10 cm, terjadi retakan dan pecahnya back wall yang terhimpit kedua rangka akibat tumbukan dibagian bawah dan pada bagian bawah pilecab pier 2 terjadi kerusakan singnifikan berupa retaknya beton dan terlihat sebagian baja tulangan pada 16 buah tiang pancangan penopang pilecab.
Serta sambungan lantai jembatan pier 2 bentang 60 cm dan betang 100 sisi kanan terhimpit dan terjadi retakan beton lantai, pada sisi kiri terjadi rengan 12cm.
Lanjut Leonard, mengingat itu merupakan jalan Nasional, maka itu menjadi kewenangan dari Kementerian PU dan hari ini (kemaren) sekitar enam orang dari Kementrian PU dan Subdit Jembatan Direktorat Binamarga turun kelapangan untuk meninjau kondisi jembatan tersebut sacara langsung dan dari situ baru akan diketahui untuk penanganan teknisnya.
Kendati demikian, dari Dinas PU Provinsi tetam mengkomunikasikan dan mengkoordinasikannya sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan. Mengingat kalau menunggu dari Pusat dan tidak ditangani maka akan berbahaya, ujarnya.
Sehingga saat ini berkerjasama dengan pihak Kepolisian dan instansi terkait lainya maka jembatan tersebut ditutup total, sehingga baik diatas maupun dibawah jembatan tersebut tidak boleh dilewati. Ini dilakukan untuk menjaga keamanan jembatan maupun masyarakat yang ada disekitarnya.
Atas penutupan jembatan tersebut pihaknya juga sudah menyiapkan opsi antaralain yaitu menyiapkan ferry penyebrangan untuk orang dan sepedamotor, sementara untuk mobil akan menggunakan LCT dan saat ini sedang disiapkan dermaganya.
Selan itu, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan memasang baliho, untuk itu masyarakat diharap memakluminya dan mengantisipasi rute perjalanan mereka.
Lanjut Leonard, jembatan ini sangat pital, sehingga dengan kerusakan sepeti itu membawa efek sangat besar, baik terhadap perekonomian, transportasi, aktiptas masyarakat, pendidikan, kesehatan, keamanan dan yang lainnya. Sehingga perlu kesadaran dari semua pihak baik dari masyarakat, pemangku kepentingan, maupun dunia usaha untuk bersama-sama menjaga infrastruktur yang ada ini, ujarnya.
Untuk diketahui, jembatan Sei Mentaya tersebut dibangun pada 1989-1991 dengan biaya sebesar Rp8.362.990.000, panjang bentang 380 meter (50+60+100+60+60+50), bentang terpanjang 100 meter, lebar 7 meter, tipe bangunan atas mengguanakan rangka baja Australia kelas B, dan tipe bangunan bawah menggunakan tiang pancang pipa baja.dkw