PALANGKA RAYA – Pemerintah
Indonesia berkerja sama dengan pemerintah Swiss akan mengembangkan empat
destinasi wisata di Indonesi. Dari keempat destinasi tersebut, salah satunya
adalah Tanjung Puting, yang terletak di daerah Kabupaten Kotawaringin Barat,
Kalteng.
Kerja
sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman untuk
pengembangan keempat destinasi tersebut yang dilakukan oleh Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kretif Maria Elka Pangestu dan Menteri Ekonomi Swiss Johann
Schnerider Ammann, di Jakarta, 28 Oktober 2013, ujar Kepala Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kalteng Saidina Aliansayah kepada Tabengan, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (31/10).
Kerja
sama ini merupakan fase 2 dari program pengembangan Destinasi Wisata di
Indonesia, yang merupakan program kerja Swiss
State Secreatariat for Economic Affairs of Swiss Confederation, ujarnya.
Untuk
menindaklanjuti kerjasama tersebut, ujar Saidina, maka pada 7 Nopember 2013
mendatang akan dilakukan sosialisasi perkembangan program Destination Management Organization (DMO) Tanjung Putting,
sosialisasi karangka kerjasama bidang pariwisata antara Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kretif dengan pemerintah Swiss.
Sosialisasi
rancangan rencana tata ruang kawasan strategis nasional (RTRKSN) Tanjung
Putting oleh Kementerian Pekerjaan Umum, dan dilakukan diskusi koordinasi
pendukungan lintas sektor terhadap bidang pariwisata. Hal tersebut dilakukan
dalam rangka untuk menindaklanjuti koordinasi program DMO Tanjung Putting 2013,
ujarnya.
Lanjut
Saidina, dengan dikembangkanya Tanjung Puting sebagai destinasi wisata oleh
Pemerintah Indonesia berkerja sama dengan pemerintah Swiss, ini menunjukan
bahwa Kalteng, khusunya Tanjung Putting semakin banyak dikenal oleh masyarakat
luas, bahkan dinilai sudah mendunia.
Terlebih,
Menteri Ekonomi Swiss berjanji akan meningkatkan jumlah kunjungan ke Indonesia,
termasuk ke Kalteng, khusunya dari warga Suwiss, ujarnya.
Sementara
tujuan utama dengan dilaksanaknaya kerjasama Pemerintah Indonesia dengan
pemerintah Swiss ini bertujuan untuk mengapresiasi masyarakat setempat dalam
hal pelayanan, antaralain untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk menerima
tamau atau menjadi gaet yang profesional.
Hal
ini dinilai penting, mengingat sekolah formal akan hal tersebut tidak ada. Untuk
itu, maka pada pertemuan DMO Tanjung Putting mendatang akan disusun
kurikulumnya yang akan dipadukan sesuai dengan harapan dari pemerintah
Indonesia, Suwiss, dan kearipan lokal “jadi tiga hal tersebut akan kita padukan,”
ujarnya.
Dengan dilakukanya
berbagai kegiatan tersebut, maka diharapkan agar jumlah wisatawan yang datang
akan semakin banyak, sehingga semakin banyak juga devisa yang masuk dan
kesejahteraan masyarakat khusunya yang tinggal disekitar objek wisata tersebut
juga akan meningkat, ujarnya.dkw