PALANGKA RAYA – Kepala Pelaksanak
Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalteng Mugeni, saat ditemui dilingkungan
posko siaga
darurat bencana kabakaran hutan dan lahan Provisni Kalteng, Selasa (20/8)
kepada Tabengan mengatakan, kalau
dibandingkan jumlah hotspot atau
titik pada Juli dengan Agustus, memang terjadi peningkatan yang cukup
siknipikan.
Mengingat
sepanjang Juli 2013 hanya terdapat 33 titik hotspot
saja, sementara untuk Agustus, sampai 20 Agustus 2013 ini saja sudah terdapat
86 titik hotspot di Kalteng dan
dilapangan saat ini memang sudah mulai terjadi kebakaran-kebakaran “jadi memang
perlu ada peningkatan kewaspadaan,” tegasnya.
Sehingga,
saat ini pihaknya juga sudah membagi personil atas dua regu untuk standby dilapangan
dan kedua regu tersebut ditempatkan di daerah Kelurahan Kelampangan, sehingga
ketika terjadi kebakaran didaerah tersebut, maka personil dapat dengan cepat
melakukan pemadaman.
Sementara
sejumlah hotspot tersebut cukup
banyak terjadi di daerah gambut seperti di daerah Kabupaten Kapuas sebanyak 17
titik, Katingan 15 titik, Kotawaringin Timur 10 titik, sementara beberapa
kabupaten/kota lainya masih dibawah 10 titik, bahkan untuk Kabupaten Lamandau
masih nihil.
Sehingga,
meski hotspot suda alami peningkatan,
namun belum ada rencana penambahan jumlah personil, mengingat personil yang ada
saat ini dinilai masih mencukupi.
Sedangkan
kabupaten/kota khusunya yang sudah ada BPBD nya juga dinilai sudah siap untuk
menghadapi musim kemarau ini dengan sudah membentuk Posko, kendati demikian
pihaknya diharapkan untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan.
Sementara
saat disinggung mengenai Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), Mugeni menilai ISPU
dinilai masih dalam keadaan normal dan belum ada angka yang mencapai sampai 40.
Sementara angka 1-50, ISPU tersebut dinilai masih dalam keadaan baik.
Namun saat
disinggung mengenai terjadinya kabut tipis, terutama pada saat sore hari, ia menilai
mungkin hal tersebut merukanan akumulasi asap akibat pembakaran lahan “mungkin
akibat akumulasi asap pembakaran lahan dan perkarangan karena ingin
membersihkan perkarangan,” ujarnya.
Dalam
kesempatan itu ia juga mengatakan, untuk pelaksanaan hujan buatan saat ini
masih terus berlangsung, meski memang ada peralihan dari pesawat hercules ke
pesawat CASA untuk pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan
buatan di daerah ini.
Mengingat
dengan CASA ini dinilai lebih efektif dan lebih simpel, sementara peswat
herculis yang digunakan sebelumnya sudah kembali dan ada yang perlu diperbaiki,
namun saat diperlukan maka akan didatangkan lagi “sehingga hanya giliran saja,”
ujarnya.
Sementara jumlah bahan
semai yang di taburkan sampai saat ini yaitu sebanyak 27 ton dan penyemaian
garam tersebu selain dilakukan di daerah Kalteng, namun juga dilakukan didaerah
Kalsel yaitu di daerah Kandangan dan Rantau. Sementara untuk daerah Kaltim dan
Kalbar masih belum dilakukan, ujarnya.dkw