PALANGKA RAYA – Kepala Dinas
Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Kalteng Tute Lelo melalui Kepala
Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura Vinolia Tantri, saat ditemui
disela-sela panen bawang merah di kelurahan Banturung, Palangka Raya, Rabu
(6/11), kepada wartawan mengatan, bawang merah ini terus dikembangkan.
“Jadi
kedepan tidak hanya di Kota Palangka Raya, tetapi dikembangkan di beberapa
kabupaten seperti Kabupaten Kapuas, Katingan, dan Kotawaringin Timur. Mereka
sudah ada menyiapkan petani untuk pengembangan bawang merah ini,” ujarnya.
Diharapkan
pengembangan bawang merah ini dapat dilakukan secara berkelanjutan, mengingat komoditas
ini merupakan yang prioritas, karena dinilai selalu mempengaruhi inflasi di
Kalteng. “Diharapkan, kedepan masalah cabe dan bawang merah dapat dipenuhi dari
daerah sendiri,” tegasnya.
Terlebih
saat ini pihaknya didampingi dari pihak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) yang sangat konsen untuk mendampingi petani bawang merah ini dan kedepannya
ada juga pihak yang akan memberikan bantuan berupa benih kepada para
penangkar-penangkar. Sehingga kedepan diharapkan agar benih-benih tersebut
tidak lagi didatangkan dari luar daerah, ujarnya.
Sementara
pengembangan komoditi bawang merah ini berawal dari keberhasilan demplot bawang
merah yang dilakukan oleh BI dan Distanak beberapa waktu lalu, sehingga saat
ini bawang merah ini dikembangkan “ini tahun pertama kita melaksanakan
pengembangannya,” ungkapnya.
Pada
2013 ini saja, setidaknya ada 35 Ha yang tersebar di Kecamatan Sebangau,
Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu, dan Kecamatan Rakumpit yang digunakan untuk
pengembangan bawang merah dengan angaran yang berasal dari Kementerian
Pertanian.
Sementara
pihaknya memberikan bantuan berupa benih bawang merah sekitar 11 ton yang
disalurkan ke beberapa kelompok yang ada di beberapa Kecamatan tersebut. Dari pengembangan
bawang merah tersebut, secara bertahap saat ini sudah panen dan menunjukan
hasil yang sangat memuaskan, ujarnya.
Bahkan
di salah satu kelompok tani di kelurahan Banturung, Petuk Katimpun, dan
Kelampangan ada yang mencapai 27 ton per Ha “itu sangat mengembirakan sekali bagi
kita Provinsi Kalteng dalam hal pengembangan bawang merah,” ungkapnya.
Selain
dukungan dari pusat, juga ada dukungan dari APBD Provinsi, mengingat Provinsi
Kalteng khusunya kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng sangat
mendukung sekali dan merespon pengembangan bawang merah ini. Sehingga pada APBD
perubahan ini dialokasikan untuk sekitar 3 ton bibit bahwang merah.
Sementara
untuk 2014 mendatang juga akan dianggarkan dari Pemerintah Pusat untuk sekitar selus
20 Ha dan dari APBD Provinsi Kalteng sekitar seluas 30 Ha, ujarnya.
Sementara
salah seorang petani banwang merah di Kelurahan Banturung, Kota Palangka Raya,
Wijianto mengatakan, pengembangan komoditi bawang merah dinilai cukup
menjanjikan, terlebih pada saat musim penghujan. Karena pengembangan bawang
merah di lahan sekitar setengah Ha yang ia lakukan pada saat musim kemarau saja,
bisa menghasilkan sekitar dua ton.
Karena
khusunya di daerah Palangka Raya ini dinilai cocok dan memadai untuk
pengembangan bawang merah. Kendati demikian pihaknya juga berharap bimbingan
dari pemerintah berupa pelatihan, mengingat pihaknya masih baru dalam
mengembangkan tanaman jenis ini.
Sementara
untuk pengembangan bawang merah ini, pihaknya mendapatkan batuan dari
pemerintah, baik dari pemerintah Provinsi maupun Kota Palangka Raya berupa
bibit, kapur, dan pestisida.
Sementara pelaksanaan
panen bawang merah di kelurahan Banturung tersebut dihadiri oleh Kepala Bidang
Pengembangan Produksi Hortikultura Vinolia Tantri, Kepala Bidang Pengembangan
Sarana dan Prasarana Pertanian Alvin Pongtuliran dan jajaranya dari Dinas
Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng, perwakilan dari pemerintah Kota
Palangka Raya, Penyuluh, beberapa instansi terkait lainnya, dan perwakilan
petani bawang merah dari beberapa daerah di Palangka Raya ini.dkw