Kamis, 12 Desember 2013

Kalteng Tertinggi Kasus Rabiesnya



PALANGKA RAYA – Provinsi Kalteng menempati urutan pertama atau yang paling tertinggi kejadian kasus rabiesnya, bila dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya di Pulau Kalimantan ini.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kalteng Candra Rahmawan, saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini, kepada wartawan mengatakan, kasus rabies di Kalteng tertinggi dari provinsi lainya di pulau Kalimantan.
Ini dapat terlihat, bahwa pada 2012 yang lalu, bahwa jumlah kasus rabies di wilayah ini mencapai sebanyak 115 kasus yang terjadi di sembilan kabupaten/kota. Sementara pada 2013, dari Januari-September sudah terjadi 36 kasus dan terbanyak terjadi di Palangka Raya yaitu sebanyak 14 kasus.
Kemudian di Kabupaten Gunung Mas sebanyak 8 kasus, Pulang Pisau 5 kasus, Kapuas yang dulunya tidak terjadi kasus rabies, saat ini terdapat 3 kasus, Barito Timur sebanyak 3 kasus, Barito Sel sebanyak 2 kasus, dan Seruyan 1 kasus. Kendati demikian, tidak ada manusia yang menjadi korban.
Kalau dilihat kejadian tersebut, maka ada potensi untuk meningkat, karena seperti Kabupaten Kapuas yang dulunya tidak terjadi kasus rabies, namun saatini di daerah tersebut sudah terjadi tiga kasus, ujarnya.
Ini terjadi karena dinilai bahwa pelaksanaan vaksinasi di daerah tersebut tidak samapai mencapai 70 persen. Sehingga yang diharapkan bahwa pelaksanaan vaksinasi tersebut dapat dilaksanakan 80 bahkan diharapkan sampai 100 persen.
Diungkapkanya, pelaksanaan vaksinasi di daerah ini memang masih cukup rendak, karena dari target sebanyak 30.000 dusis, namun yang terealisasi baru mencapai sekitar 11.858 dusis atau baru mencapai sekitar 39,5 persen.
Sementara realisasi sebanyak 11.858 dusis tersebut dilaksanakan di Palangka Raya, Barito Selatan, Pulang Piasu, Gunung Mas, Kapuas, Murung Raya, Kotawaringn Timur, Lamandau, dan Katingan, sementara yang lain, masih belum masuk laporannya, ujar Candra.
Sementara masih rendahnya realisasi vaksinasi ini, ujar Candra, dikarenakan terkendala sumber daya manusia (SDM) yang kurang dan pemilik ternak anjing tersebut ada yang tidak mau menangkap ternak anjingnya, sehingga pelaksanaan vaksinasi tersebut sedikit sulit.
Kendati demikian ia mengaku optimis bahwa vaksin yang masih tersisa saat ini bias terealisasi atau habis hingga akhir 2013 mendatang. Ini harus dilakukan, Karen pada 2019 mendatang Kalteng menargetkan bebas rabies, sementara untuk dinyatakan bebas rabies tersebut, dua tahun berturut-turut yaitu 2017-2018 harus nol kasus rabies di daerah ini.
Untuk itu, dengan upaya dan kerja keras dari semua pihak yang terkait diharapkan agar pada 2014 mendatang jumlah kasus rabies di daerah ini mampu terus ditekan hingga seminim mungkin. Sehingga bagi daerah-daerah yang tidak ada kasus rabiesnya diharapkan agar dapat mempertahankan kondisi tersebut dan dapat melaksanakan vaksinasi semaksimal mungkin, ujarnya.dkw