PALANGKA RAYA – Provinsi Kalteng
menempati urutan pertama atau yang paling tertinggi kejadian kasus rabiesnya,
bila dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya di Pulau Kalimantan ini.
Kepala
Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan
Peternakan (Distanak) Kalteng Candra Rahmawan, saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru
ini, kepada wartawan mengatakan, kasus rabies di Kalteng tertinggi dari provinsi
lainya di pulau Kalimantan.
Ini dapat terlihat, bahwa pada 2012 yang
lalu, bahwa jumlah kasus rabies di wilayah ini mencapai sebanyak 115 kasus yang
terjadi di sembilan kabupaten/kota. Sementara pada 2013, dari Januari-September sudah
terjadi 36 kasus dan terbanyak terjadi di Palangka Raya yaitu sebanyak 14
kasus.
Kemudian
di Kabupaten Gunung Mas sebanyak 8 kasus, Pulang Pisau 5 kasus, Kapuas yang
dulunya tidak terjadi kasus rabies, saat ini terdapat 3 kasus, Barito Timur
sebanyak 3 kasus, Barito Sel sebanyak 2 kasus, dan Seruyan 1 kasus. Kendati
demikian, tidak ada manusia yang menjadi korban.
Kalau
dilihat kejadian tersebut, maka ada potensi untuk meningkat, karena seperti
Kabupaten Kapuas yang dulunya tidak terjadi kasus rabies, namun saatini di
daerah tersebut sudah terjadi tiga kasus, ujarnya.
Ini
terjadi karena dinilai bahwa pelaksanaan vaksinasi di daerah tersebut tidak
samapai mencapai 70 persen. Sehingga yang diharapkan bahwa pelaksanaan
vaksinasi tersebut dapat dilaksanakan 80 bahkan diharapkan sampai 100 persen.
Diungkapkanya,
pelaksanaan vaksinasi di daerah ini memang masih cukup rendak, karena dari
target sebanyak 30.000 dusis, namun yang terealisasi baru mencapai sekitar 11.858
dusis atau baru mencapai sekitar 39,5 persen.
Sementara
realisasi sebanyak 11.858 dusis tersebut dilaksanakan di Palangka Raya, Barito
Selatan, Pulang Piasu, Gunung Mas, Kapuas, Murung Raya, Kotawaringn Timur, Lamandau,
dan Katingan, sementara yang lain, masih belum masuk laporannya, ujar Candra.
Sementara
masih rendahnya realisasi vaksinasi ini, ujar Candra, dikarenakan terkendala
sumber daya manusia (SDM) yang kurang dan pemilik ternak anjing tersebut ada
yang tidak mau menangkap ternak anjingnya, sehingga pelaksanaan vaksinasi
tersebut sedikit sulit.
Kendati
demikian ia mengaku optimis bahwa vaksin yang masih tersisa saat ini bias
terealisasi atau habis hingga akhir 2013 mendatang. Ini harus dilakukan, Karen
pada 2019 mendatang Kalteng menargetkan bebas rabies, sementara untuk
dinyatakan bebas rabies tersebut, dua tahun berturut-turut yaitu 2017-2018
harus nol kasus rabies di daerah ini.
Untuk itu, dengan
upaya dan kerja keras dari semua pihak yang terkait diharapkan agar pada 2014 mendatang
jumlah kasus rabies di daerah ini mampu terus ditekan hingga seminim mungkin.
Sehingga bagi daerah-daerah yang tidak ada kasus rabiesnya diharapkan agar
dapat mempertahankan kondisi tersebut dan dapat melaksanakan vaksinasi
semaksimal mungkin, ujarnya.dkw