PALANGKA RAYA – Agar petugas
pengawas tenaga teknis (Wasganis) dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan
maksimal, maka mereka tidak cukup hanya mempunyai kemampuan pengukuran dan
pengujian hasil hutan kayu, namun juga harus memiliki dan bisa mengoprasikan global positioning system (GPS) dan
kemampuan pengenalan jenis pohon.
Kepala
Dinas Kehutanan Provinsi Kalteng Sipet Hermanto, dalam sambutannya pada
Pemibinaan Pengawas Tenaga Teknis (Wasganis) Pengelolaan Hutan Produksi
Lesatri, di hotel Aquarius, baru-baru ini mengatakan, Wasganis harus memiliki
dan mampu meoprasikan GPS.
Ini
diras perlu, karena mereka harus mencek atau memeriksa apakah kayu-kayu yang di
syahkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) itu
bersal dari blok tebangan yang sah atau tidak.
Selain
itu, yang juga harus dimiliki oleh petugas Wasganis tersebut adalah kemampuan
pengenalan jenis pohon yang telah ditebang. kalau mereka tidak memiliki
kemampuan itu, maka ada kemungkinan kesalahan pengelompokan, sehingga ada
potensi kerugian negar bukan pajak di situ, karena selisih tarip dan termasuk
dana reboisasinya.
Sebab
untuk dana reboisasi, untuk jenis kelompok kayu indah yaitu sebesar 18 dolar
per m kubika, jenis meranti 16 dolar per m kubik, dan rimba campuran 13 dolar
per m kubik, ujarnya.
“Jadi
tidak cukup anda-anda petugas sebagai Wasganis tersebut hanya memiliki
kemampuan keterampilan untuk melakukan pengukuran dan pengujian hasil hutan
kayu. Tidak cukup,” tegasnya.
Untuk
itu, Wasganis yang ada harus ditunjang untuk mengoprasionalkan GPS dan
kemampuan pengenalan jenis kayu yang sudah ditebang, “ini wajib hukumnya,”
lanjut Sipet.
Namun
yang tidak kalah pentingnya, bahwa Wasganis tersebut harus mandiri, sehingga
tidak harus tergantung dengan fasilitas dari unit manajemen atau perusahaan
tersebut. Ini dinilai penting dalam rangka melakukan fungsi dan tugas pengawasannya
secara independen.
Beberapa
hal tersebut dinilai penting, ujar Sipet, dalam upaya untuk memaksimalkan
penerimaan negara dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Sehingga pada pemibinaan
Wasganis pengelolaan hutan produksi lesatri ini dapat mendiskusikan apa yang
menjadi kelemahan atau kendala yang ada dilapangan agar dapat dicarikan jalan
keluarnya.
Ini
dinilai penting mengingat tugas dan tantangan kedepan tidak semakin mudah
sehingga mereka harus menyesudikan dengan dinamika tantangan kehuatan kedepan,
ujar Sipet.
Sehingga
kegiatan ini maka diharapkan dapat berkolerasi dengan terjadinya perbaikan dan petugas
Wasganis mampu melakukan pengawasan terhadap unit manajemen dengan lebih
maksimal, sehingga kalau terjadi penyimpangan dari rencana kerja, maka hal
tersebut dapat dideteksi secara dini, ujar Sipet.dkw