PALANGKA RAYA – Kepala Dinas
Perkebunan (Disbun) Provinsi Kalteng Rawing Rambang dalam sambutannya pada
pembukaan sosialisasi pedoman Indonesian
Sustainable Palm Oil (ISPO) pada
perkebunan Kelapa Sawit Pola Plasma dan Swadaya, di hotel Batu Suli, Rabu (30/10),
mengatakan, sesuai arahan Gubernur, maka ada empat dasa pembangunan perkebunan
di Kalteng.
Sementara
ke-4 dasar pembangunan perkebunan tersebut yaitu, harus memperhatikan
lingkungan, harus merangkul atau melibatkan masyarakat yaitu dengan memberikan 20
persen kebun plasma bagi masyarakat, memperhatikan hak-hak adat, dan dibuka
dilahan yang marjinal atau terdegradasi, ujarnya.
Dengan
demikian, maka seharusnya perkebunan tersebut tidak merusak lingkungan dan
membuka hutan. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan ada juga yang
membuka wilayah hutan. “Kalau dia orang perkebunan, maka dia tidak akan membuka
hutan,” ujarnya.
Sementara
terkait dengan pembangunan yang berkelanjutan, maka diharapkan jangan terus
membuka lahan perkebunan, namun dengan luasan perkebunan yang ada tersebut
dapat ditingkatkan kualitas dan produktivitas. Untuk itu ia sangat sepakat
dengan sistem ISPO, ujarnya.
Dalam
kesempatan itu Rawing juga menyampaikan, berdasarkan luasan perkebunan yang
ada, Kalteng menjadi provinsi ke empat terluas perkebunannya setelah Riau,
Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. Sementara untuk perkebunan kelapa sawit,
Kalteng menjadi provinsi ketiga terluas wilayah perkebunan kelapa sawitnya Riau
dan Sumatera Utara “namun itu yang clean
and clear,” tegasnya.
Namun
yang diharapkan bukan luasanya, namun kualitasnya, sehingga meski luasanya
tidak terlalu besar namun kualitas dan produktivitasnya tinggi. Sehingga ini
yang perlu terus didorong, lanjutnya.
Sehingga
kedepan dirasa perlu untuk dilakukan pembinaan terhadap pelaku perkebunan yang
ada di daerah ini termasuk penyiapan sarana dan prasarana perkebunan yang
memadai “ jadi jang memperluas lagi,” tegasnya.
Panitia
yang juga sebagai Kabid Pengelolaan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Kalteng Letty mengatakan, tujuan dilaksanaknya
kegiatan ini yaitu untuk memberikan pemahawan yang sama tentang ISPO pada perkebunan Kelapa Sawit Pola
Plasma dan Swadaya, serta untuk mendapatkan masukan tentang ISPO tersebut.
Kegiatan
ini dilaksanakan selama dua hari yaitu dari 30-31 Oktober 2013 yang diikuti
sekitar 45 peserta yang berasal dari Dinas yang terkait di kabupaten/kota,
instansi terkait, Perusahaan yang memiliki plasama, GAPKI, Apkasindo, WWF, dan
berbagai pihak terkait lainnya. Sementara yang menjadi Narasumber dalam
kegiatan tersebut antaralain dari Direktorat Perkebunan Sahat
Simarmata.dkw