Selasa, 05 April 2011

REDD Plus Harus Perhatihan Kekayaan Alam Kalteng

01-04-2011 00:00 
Harian Umum Tabengan,  
PALANGKA RAYA
Kekayaan hayati berupa flora dan fauna perlu mendapat perhatian serius dalam mengimplementasikan program REDD Plus di Kalteng. Hutan lestari ditandai dengan terjaganya keanekaragaman hayati.
Balai  Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kalteng mengharapkan implementasi pilot project (proyek percontohan) program Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation Plus (REDD Plus/pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan), memerhatikan keanekaragaman hayati di Kalteng.
Kepala BKSDA Kalteng Mega Hariyanto kepada Tabengan, baru-baru ini, mengingatkan, Kalteng memiliki kekayaan hayati berupa flora dan fauna. Flora di antaranya Kantong semar (Nepenthes sp) dengan persebaran di Taman Nasional Sebangau, Taman Nasional Tanjung Puting, Cagar Alam Pararawen, Taman Wisata Alam Tangkiling, Cagar Alam Sapat Hawung, Suaka Margasatwa Lamandau dan hampir merata di seluruh Kalteng.
Kemudian, Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata), Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum), Pinang Merah Kalimantan (Cystostachys lakka), Anggrek bulan Kalimantan (Paraphalaenopsis laycockii), Anggrek Bulan bintang (Paraphalaenopsis denevei), dan Tengkawang (Shorea spp).
Selain itu, ada kekayaan fauna  Orangutan (Pongo pygmaeus, Bekantan (Nasalis larvatus), Kelasi (Presbytis rubicunda), Owa-owa (Hylobates sp), Beruang Madu (Helarctos malayanus), dan Kucing Dahan (Neofolis nebulosa).
Upaya pelestarian flora dan fauna perlu dilakukan, karena kondisi hutan konservasi yang lestari ditandai dengan terjaganya keanekaragaman hayati, berupa flora dan fauna.
Jika ini berhasil dilakukan, fungsi penyerapan karbon dapat berjalan dengan baik seiring dengan program REDD Plus yang diterapkan Pemerintah Pusat di Kalteng.dkw