Selasa, 05 April 2011

Anggrek dan Kantong Semar Sering Diselundupkan

2011-01-29 
Harian Umum Tabengan,   Kalteng banyak menyimpan potensi pariwisata yang cukup menarik, seperti keunikan jenis flora dan faunanya. Namun cukup disayangkan, sebagian besar kerap kali diselundupkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Mega Harianto, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng di sela-sela pameran Pesona Hayati Kalteng di Palangka Raya Mall, Jumat (28/1), menuturkan, yang rentan diselundupkan adalah burung, labi-labi, anggrek, dan kantong semar.
Berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, pada 2010 juga ada penyelundupan burung, anggrek, dan kantong semar dari Kalteng ke beberapa daerah di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena kemampuan pihaknya yang terbatas, sedangkan pintu keluarnya cukup banyak.
Sampai saat ini yang sudah berhasil diawasi hanya bandara, sehingga jika penyelundupan tersebut melalui laut, sungai, dan darat, pihaknya cukup kesulitan mengawasi. Karena itu, pihaknya juga masih mencari cara pengamanan terhadap keluar masuknya flora dan fauna dari Kalteng ini.
Selain itu, pihaknya juga mengharapkan agar masyarakat dapat melakukan penangkaran, khususnya jenis flora, sehingga selain untuk menjaga populasinya, pengembangan dari penangkaran tersebut bisa dijual.
Mega mengatakan, untuk menghindari terjadinya penyelundupan flora dan fauna asli Kalteng, pihaknya mengajak seluruh masyarakat dan pihak yang terkait untuk bersama-sama mencintai Kalteng dengan menghargai dan menjaga alam serta potensinya.
Kemudian, membuka dan memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang pesona hayati yang ada dan peluang agribisnisnya. Dengan harapan agar masyarakat dapat mencintai flora dan fauna yang merupakan kekayaan, potensi, dan modal dari masyarakat Kalteng.
Dengan terjaganya alam dan potensinya, tidak menutup kemungkinan Kalteng akan menjadi tempat tujuan wisata, peluang bisnis, tempat penelitian, dan bermanfaat bagi seluruh aspek kehidupan manusia.
Mega berharap melalui Pameran Pesona Hayati Kalteng ini, dapat menggali potensi keanekaragaman hayati yang ada, dan menjadi event pemula untuk terus mengangkat informasi tentang pesona hayati dengan harapan dapat menunjang eksistensi Kalteng dalam menjaga keanekaragaman hayatinya.
Sementara untuk orangutan, khusus 2010, sebagian besar diterima dari masyakarat, sehingga ada yang terjangkit penyakit dan sifat alamiahnya berubah. Karena itu, sebelum dilepasliarkan ke hutan, pihaknya terlebih dahulu melakukan rehabilitasi.
Dari beberapa orangutan tersebut, di antaranya mengidap penyakit kronis, sehingga cukup sulit proses rehabilitasinya dan tidak jarang ada sebagian yang tidak bisa ditangani, akhirnya meninggal.
Dalam upaya mengurangi jumlah kematian orangutan, pihaknya terus menjalin kerja sama dengan instasi terkait untuk terus merehabilitasi orangutan yang telah diserahkan kepada pihaknya sebelum dilepasliarkan.
Selama ini hampir jarang, bahkan tidak ada penyelundupan orangutan ke daerah luar Kalteng. Namun, justru pihaknya banyak menerima orangutan dari masyarakat dan luar daerah.
Kegiatan yang berlangsung, pada 28-30 Januari ini, atas kerja sama Dinas Kehutanan, Unpar, PAI, WWF, Orangutan Foundation, BOS, dan Kalaweit. Sementara yang dipamerkan di antaranya anggrek, dokumentasi orangutan, kalaweit, burung, katak, dan potensi hutan lainnya. dkw