Senin, 05 Agustus 2013

Operasi Hujan Butan di Kalimantan Dimulai

Kepala UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) F Heru Widodo didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalteng Mugeni, saat menyampaikan kesiapan pelaksanaan penanggulangan bencana kebakaran dan kabut asap di daerah ini.
Pemerintah serius mengantisipasi kabut asap di Pulau Kalimantan. Hari ini, pesawat Hercules akan tiba di Palangka Raya untuk melakukan operasi hujan buatan.
PALANGKA RAYA - Untuk menanggulangi bencana kebakaran dan kabut asap di Provinsi Kalteng, pemerintah mengaktifkan posko di darat dan udara. Untuk posko udara dilakukan melalui operasi hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan untuk Regional Kalimantan akan segera diaktifkan.
Demikian dikatakan Kepala UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) F Heru Widodo didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalteng Mugeni, saat memberikan keterangan kepada wartawan di  Posko Siaga Darurat Bencana Kabakaran Hutan dan Lahan Provisni Kalteng, Selasa (30/7).
Untuk meminimalisasi bencana akibat kebakaran lahan, mulai Rabu (31/7), hari ini, akan dilaksanakan penaburan atau penyemaian garam di awan Kalimantan. Untuk pelaksanaan operasi tersebut, pihaknya menyiapkan sekitar 30 ton garam.
“Rencananya besok (hari ini), pesawat Hercules akan terbang ke sini (Kalteng) dan membawa sekitar 10 ton garam lagi,” kata Heru. Ia menambahkan, keberadaan pesawat jenis Hercules tersebut mengingat posko udara itu bersifat regional Kalimantan.
Namun demikian, apabila ternyata ada provinsi di Kalimantan yang eskalasi hotspotnya mengalami peningkatan, bisa saja ditambah pesawat jenis Casa. “Untuk Kalimantan, kita merencanakan besok (hari ini) akan datang Hercules. Kalau eskalasi hotspot di Kalimantan meningkat, bisa saja pesawat Casa dari Sumatera digeser ke sini,” ujarnya.
Heru mengharapkan keberadaan pesawat-pesawat itu mampu bekerja optimal melakukan operasi hujan buatan untuk membasahi lahan gambut. Ia menyatakan, meski jumlah hotspot dinilai belum mengkhawatirkan, namun pihaknya tetap akan terbang sehingga saat terjadi kebakaran lahan kondisinya dapat dikendalikan.
Sementara untuk penyemaian garam di atas awan Kalimantan tergantung kondisi kerawanan yang ada di lapangan. Dengan menggunakan pesawat jenis Hercules, operasi untuk Kalimantan dinilai akan lebih mudah.
Ia menambahkan, mengingat saat ini masih dalam siaga darurat kebakaran lahan di Provinsi Kalteng, pelaksanaan operasi udara bisa diperpanjang. Sesuai surat keputusan Gubernur Kalteng, siaga darurat tersebut berlaku, 15 Juli - 15 September 2013.
Heru menambahkan, untuk menanggulangi bencana kabut asap di Kalimantan, selain menggunakan TMC dan bom air, juga akan memasang Ground Based Generator (GBG). Alat ini berfungsi mengikat asap yang ada di bandara dan mengurangi asap di sekitarnya sehingga tidak mengganggu aktivitas penerbangan.
“Ke depan, kami akan memasang 4 GBG di sekitar Bandara Tijilik Riwut, Palangka Raya, sehingga meski ada asap namun tidak sampai menggangu arus mudik. Pemasangan GBG ini akan menyesuaikan kondisi di lapangan,” tutupnya.dkw