Senin, 05 Agustus 2013

Masyarakat Diminta Waspadai Peredaran Bibit Palsu


PALANGKA RAYA – Masyarakat atau pengguna bibit kelapa sawit di daerah ini diminta agar berhati-hati dengan peredaran bibit palsu atau tidak unggul, karena tingkat produktivitasnya rendah, sehingga akan sangat merugikan para petani.
Untuk itu, sebelum membeli bibit tersebut, masyarakat atau pengguna bibit harus mengetahui dan memahami sumber bibit tersebut, kalau ragu-ragu selahkan berkoordinasi dengan Dinas Perkebunan setempat, ujar Kepala Dinas Perkebunan Perovinsi Kalteng Rawing Rambang, saat ditemui usai menghadiri rapat paripurna, di kantor DPRD Kalteng, Kamis (18/7).
Mengingat informasi yang pihaknya terima, bahwa peredaran bibit palsu di daerah ini mencapai sekitar 35-40 persen. Untuk menangulangi peredaran bibit palsu tersebut dan mengetahui secara pasti berapa besaran peredaran bibit palsu di daerah ini, maka pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan pihak kabupaten.  
“Nanti kita cek kebenarannya, dan untuk mengetahui itu harus turun kelapangan. Kita menunggu laporan dari Kabupaten,” ungkapnya.
Mengingat kalau sampai masyarakat menggunakan bibit tersebut akan sangat merugi, meningat tingkat produktivitasnya rendah, untuk itu masyarakat diimbau agar berhati-hatu untuk memilih bibit tersebut.
Karena kalau menggunakan bibit unggul, sehingga pada usia 5-6 tahun, tingkat produktivitasnya sudah mencapai 8-12 ton tandan buah segar (TBS), namun kalau tidak menggunakan bibit unggul, maka produktivitasnya hanya sekitar 4 tonan TBS saja.
Untuk itu, maka masyarakat atau petani harus membeli bibit dari seumber yang tepat. Mengingat untuk menghasilkan bibit unggul tersebut harus melalui perawatan serta pemeliharaan yang maksimal dan memalui proses persilangan sesuai prosedur.
“Kalau ragu-ragu koordinasikan dengan Dinas Perkebunan setempat, baik Kabupaten maupun Provinsi,” ujarnya.dkw