PALANGKA
RAYA – Balai Benih
Ikan yang ada dinilai masih belum mampu memenuhi permintaan benih ikan yang ada. Balai
benih hanya mampu menyediakan sekitar 60-70 persen saja, sehingga 30 persennya masih
didatangkan dari luar Kalteng, seperti dari pulau Jawa dan Provinsi Kalimantan
Selatan.
Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalteng Darmawan kepada Tabengan diruang
kerjanya, baru-baru ini, mengatakan, permintaan masyarakat akan benih ikan
dinilai cukup banyak dan beragam, sehingga pihaknya masih belum bisa mencukupi
permintaan tersebut.
Untuk
memenuhi kebutuhan benih ikan tersebut, sehingga ada benih ikan yang masih
harus didatangkan dari luar, “Namun tidak semuanya dari luar. 60-70 persen
berasal dari balai benih yang ada dan 30 persen masih dari luar, seperti dari
pulau Jawa dan Kalsel,” ujar Darmawan.
Adapun jenis
benih ikan yang dikembangkan didaerah ini antaralain lele, nila, patin, dan
gurami. Beberapa jenis ikan ini yang cukup banyak diminta masyarakat, sehingga
jenis ikan tersebut yang disiapkan.
Sebelumnya,
Darmawan mengatakan, Provinsi Kalteng memiliki 4 balai benih ikan dan beberapa
kabupaten juga memiliki balai benih, namun balai benih khususnya yang ada di
kabupaten dinilai masih belum maksimal, mengingat fasilitas yang ada kurang
memadai.
Kendati
demikian, katanya, melalui dana alokasi khusus (DAK) beberapa kabupaten tersebut
melakukan berbagai pembenahan terhadap balai benih yang ada di daerahnya
masing-masing. “Sehingga, seiring melakukan pembenihan, mereka juga melengkapi
peralatan yang ada, ujarnya.
Dengan belum
maksimalnya balai benih yang ada, sehingga ada benih ikan yang harus
didatangkan dari luar, namun tidak keseluruhan, mengingat balai benih yang ada,
dibalik keterbatasannya masih tetap oprasional.
“Namun
disadari berbagai kekurangan tersebut harus dibenahi, pasalnya, permintaan
bibit ikan dari masyarakat dinilai sangat luar biasa,” ungkapnya.dkw