Hingga kini
belum seluruh desa dan kelurahan di Provinsi Kalteng memiliki perpustakaan.
Hingga kini, baru 30 persen desa dan kelurahan yang memiliki
perpustakaan desa. Memerlukan waktu sekitar 10 tahun lagi agar semua desa dan
kelurahan di Kalteng memiliki perpustakaan desa.
PALANGKA
RAYA – Kepala Badan
Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Kalteng Rudiansyah Iden, saat
ditemui di ruang kerjanya, Rabu (12/6), mengatakan, pada tahun anggaran 2013
Kalteng akan mendapatkan bantuan buku dan beberapa peralatan lainnya untuk 50
buah perpustakaan.
Untuk tahun
ini, bantuan untuk 50 unit perpustakaan desa menyediakan 1.000 buah buku atau
sebanyak 500 judul, satu set meja dan kursi, dua buah rak buku, satu buah mesin
tik untuk masing-masing perpustakaan dan tengah dalam proses pengadaan.
Dengan
adanya bantuan itu, sehingga sampai akhir tahun ini 477 desa dan kelurahan dari
1.500 desa dan keluarahan se-Kalteng akan memiliki perpustakaan desa. “Jadi,
baru sepertiga atau sekitar 30 persen yang dibantu dan ini membutuhkan waktu
sekitar 10 tahun agar seluruh desa dan kelurahan di Kalteng memiliki
perpustakaan desa,” katanya.
Rudiansyah
berharap agar pemerintah daerah kabupaten dan kota se-Kalteng melakukan hal
serupa, dengan memberikan bantuan untuk membangun perpustakaan desa.
Ia
menyebutkan, desa-desa yang akan menerima bantuan perpustakaan di antaranya
adalah desa yang masuk dalam Program Mamangun tuntang Mahaga Lewu
(PM2L/program membangun dan menjaga desa. Selain itu, untuk daerah yang layak
diberikan bantuan perpustakaan desa.
Setiap
kabupaten dan kota tidak sama jumlah desa dan kelurahan yang menerima bantuan.
Sebab, akan disesuaikan dengan potensi di daerahnya masing-masing dan
diharapkan perpustakaan desa tersebut ditempatkan di dekat pemukiman dan
sekolah agar mudah dijangkau.
Program
perpustakaan desa ini sudah berjalan sejak 2009 yang lalu dan sampai dengan
tahun ini, jumlah desa dan kelurahan yang telah dan akan mendapatkan bantuan
sebanyak 477 desa dan kelurahan. “Berdasar monitoring yang kami lakukan di
lapangan, antusiasme masyarakat terhadap keberadaan perpustakaan desa sangat
baik,” katanya.
Meski
demikian, ia mengakui masih ada beberapa kendala di lapangan. Di antaranya,
daerah perpustakaan desa kurang mendapatkan perhatian dari aparat setempat,
buku yang dipinjam masyarakat tidak dikembalikan, dan pengelola perpustakaan
yang sudah dibina berganti sehingga pengelolaan perpustakaan tidak berjalan
optimal.dkw