Kamis, 13 Juni 2013

Hanya 30 Persen Miliki Perpustakaan Desa

Rudiansyah Iden
Hingga kini belum seluruh desa dan kelurahan di Provinsi Kalteng memiliki perpustakaan. Hingga kini, baru 30 persen desa dan kelurahan yang memiliki perpustakaan desa. Memerlukan waktu sekitar 10 tahun lagi agar semua desa dan kelurahan di Kalteng memiliki perpustakaan desa.

PALANGKA RAYA –  Kepala Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Kalteng Rudiansyah Iden, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (12/6), mengatakan, pada tahun anggaran 2013 Kalteng akan mendapatkan bantuan buku dan beberapa peralatan lainnya untuk 50 buah perpustakaan.
Untuk tahun ini, bantuan untuk 50 unit perpustakaan desa menyediakan 1.000 buah buku atau sebanyak 500 judul, satu set meja dan kursi, dua buah rak buku, satu buah mesin tik untuk masing-masing perpustakaan dan tengah dalam proses pengadaan.
Dengan adanya bantuan itu, sehingga sampai akhir tahun ini 477 desa dan kelurahan dari 1.500 desa dan keluarahan se-Kalteng akan memiliki perpustakaan desa. “Jadi, baru sepertiga atau sekitar 30 persen yang dibantu dan ini membutuhkan waktu sekitar 10 tahun agar seluruh desa dan kelurahan di Kalteng memiliki perpustakaan desa,” katanya.
Rudiansyah berharap agar pemerintah daerah kabupaten dan kota se-Kalteng melakukan hal serupa, dengan memberikan bantuan untuk membangun perpustakaan desa.
Ia menyebutkan, desa-desa yang akan menerima bantuan perpustakaan di antaranya adalah desa yang masuk dalam Program Mamangun tuntang Mahaga Lewu (PM2L/program membangun dan menjaga desa. Selain itu, untuk daerah yang layak diberikan bantuan perpustakaan desa.
Setiap kabupaten dan kota tidak sama jumlah desa dan kelurahan yang menerima bantuan. Sebab, akan disesuaikan dengan potensi di daerahnya masing-masing dan diharapkan perpustakaan desa tersebut ditempatkan di dekat pemukiman dan sekolah agar mudah dijangkau.
Program perpustakaan desa ini sudah berjalan sejak 2009 yang lalu dan sampai dengan tahun ini, jumlah desa dan kelurahan yang telah dan akan mendapatkan bantuan sebanyak 477 desa dan kelurahan. “Berdasar monitoring yang kami lakukan di lapangan, antusiasme masyarakat terhadap keberadaan perpustakaan desa sangat baik,” katanya.
Meski demikian, ia mengakui masih ada beberapa kendala di lapangan. Di antaranya, daerah perpustakaan desa kurang mendapatkan perhatian dari aparat setempat, buku yang dipinjam masyarakat tidak dikembalikan, dan pengelola perpustakaan yang sudah dibina berganti sehingga pengelolaan perpustakaan tidak berjalan optimal.dkw