Simulasi penyelamatan korban yang dilakukan oleh para peserta
pada Pelatihan SAR Daerah 2013, di danau Tahai
Palangka Raya (11/6/2013).
|
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan personel Search
and Rescue (SAR) dalam menyelamatkan korban, khususnya di air, Seksi
Keselamatan Pelayaran Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo)
Provinsi Kalteng menggelar Pelatihan SAR Daerah 2013.
PALANGKA RAYA – Kepala Seksi Keselamatan
Pelayaran Dishubkominfo Provinsi Kalteng Billy Bareto, saat ditemui di
ruang kerjanya, akhir pekan kemarin, mengatakan, pelatihan itu difokuskan pada
SAR air. “Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan personel SAR dan masyarakat di
sekitar aliran sungai dalam menyelamatkan korban di air,” katanya.
Menurut Billy, pelatihan itu merupakan terobosan baru,
mengingat sebelumnya hanya diberikan kepada personel dari dinas/instansi
terkait, sehingga dinilai kurang optimal. Untuk itu, pada pelatihan kali ini
pihaknya juga melibatkan masyarakat di sekitar aliran sungai. Pasalnya, mereka
adalah pihak yang lebih dulu tahu apabila terjadi kecelakaan sehingga perlu
dilibatkan.
Selain itu, dinilai sangat penting karena masih banyak
masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai, menggunakan transportasi air
maupun aktivitas lainnya. Di sisi lain, Seksi Keselamatan Pelayaran ini selain
melakukan pembinaan, juga pengawasan potensi SAR sehingga siapa saja bisa
meberikan pertolongan.
Pelatihan SAR Daerah 2013 ini dilaksanakan, 10-11 Juni
2013 lalu, di Bumi Perkemahan Nyaru Menteng dan Danau Tahai Palangka Raya dan
diikuti 35 orang peserta. Rinciannya, dari BPBD Provinsi Kalteng sebanyak 5
orang, Tagana, Kwarda, dan Dishubkominfo Palangka Raya masing-masing 5
orang, serta 15 orang masyarakat umum di pinggiran Sungai Kahayan Kota Palangka
Raya.
Dalam pelatihan tersebut, peserta diberikan berbagai
teori dan praktik mengenai cara mengevakuasi atau menyelamatkan korban di air.
Termasuk memberikan pertolongan pertama seperti nafas buatan buatan. “Pelatihan
ini seharusnya dilakukan berkesinambungan dan tidak cukup hanya dalam 2 hari.
Namun karena keterbatasan anggaran, sehingga hanya bisa dilaksanakan dua hari,”
katanya.
Meski begitu, ia menyatakan tetap berusaha
melakukannya secara optimal. Dalam diskusi pelatihan itu, terungkap pula bahwa
tidak jarang tim SAR atau anggota Rescue dalam melakukan evakuasi dan
penyelamatan korban terkendala anggaran. Terkadang untuk membeli bahan bakar
minyak ambulans dan speed boat saja terpaksa harus patungan.
“Ini harus mendapat perhatian dari pemerintah dan para
pemangku kepentingan, karena merupakan urusan sosial. Dengan keterbatasan yang
ada, kami akan memasang spanduk imbauan pada daerah rawan di beberapa titik di
pinggir sungai Kahayan,” ujar Billy.dkw