Senin, 17 Juni 2013

Masyarakat Dilibatkan dalam Pelatihan SAR

Simulasi penyelamatan korban yang dilakukan oleh para peserta pada Pelatihan SAR Daerah 2013, di danau Tahai Palangka Raya (11/6/2013).
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan personel Search and Rescue (SAR) dalam menyelamatkan korban, khususnya di air, Seksi Keselamatan Pelayaran Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi Kalteng menggelar Pelatihan SAR Daerah 2013.

PALANGKA RAYA – Kepala Seksi Keselamatan Pelayaran Dishubkominfo Provinsi Kalteng Billy Bareto, saat ditemui di ruang kerjanya, akhir pekan kemarin, mengatakan, pelatihan itu difokuskan pada SAR air. “Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan personel SAR dan masyarakat di sekitar aliran sungai dalam menyelamatkan korban di air,” katanya.
Menurut Billy, pelatihan itu merupakan terobosan baru, mengingat sebelumnya hanya diberikan kepada personel dari dinas/instansi terkait, sehingga dinilai kurang optimal. Untuk itu, pada pelatihan kali ini pihaknya juga melibatkan masyarakat di sekitar aliran sungai. Pasalnya, mereka adalah pihak yang lebih dulu tahu apabila terjadi kecelakaan sehingga perlu dilibatkan.
Selain itu, dinilai sangat penting karena masih banyak masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai, menggunakan transportasi air maupun aktivitas lainnya. Di sisi lain, Seksi Keselamatan Pelayaran ini selain melakukan pembinaan, juga pengawasan potensi SAR sehingga siapa saja bisa meberikan pertolongan.
Pelatihan SAR Daerah 2013 ini dilaksanakan, 10-11 Juni 2013 lalu, di Bumi Perkemahan Nyaru Menteng dan Danau Tahai Palangka Raya dan diikuti 35 orang peserta. Rinciannya, dari BPBD Provinsi Kalteng sebanyak 5 orang, Tagana, Kwarda, dan Dishubkominfo Palangka Raya masing-masing 5 orang, serta 15 orang masyarakat umum di pinggiran Sungai Kahayan Kota Palangka Raya.
Dalam pelatihan tersebut, peserta diberikan berbagai teori dan praktik mengenai cara mengevakuasi atau menyelamatkan korban di air. Termasuk memberikan pertolongan pertama seperti nafas buatan buatan. “Pelatihan ini seharusnya dilakukan berkesinambungan dan tidak cukup hanya dalam 2 hari. Namun karena keterbatasan anggaran, sehingga hanya bisa dilaksanakan dua hari,” katanya.
Meski begitu, ia menyatakan tetap berusaha melakukannya secara optimal. Dalam diskusi pelatihan itu, terungkap pula bahwa tidak jarang tim SAR atau anggota Rescue dalam melakukan evakuasi dan penyelamatan korban terkendala anggaran. Terkadang untuk membeli bahan bakar minyak ambulans dan speed boat saja terpaksa harus patungan.
“Ini harus mendapat perhatian dari pemerintah dan para pemangku kepentingan, karena merupakan urusan sosial. Dengan keterbatasan yang ada, kami akan memasang spanduk imbauan pada daerah rawan di beberapa titik di pinggir sungai Kahayan,” ujar Billy.dkw