Kamis, 13 Juni 2013

Asrama Haji Perlu Penyempurnaan


Verivikasi lapangan atas rencana penetapan Bandara Tijilik Riwut sebagai embarkasi haji antara dan simulasi standar oprasional prosedur (SOP), di asrama haji Al Mabrur Palangka Raya, Selasa (11/6).
EMBARKASI HAJI ANTARA
Pemprov Kalteng harus bergerak cepat untuk mewujudkan tekadnya menjadikan Palangka Raya sebagai embarkasi haji antara. Berdasar kunjungan pihak Kementerian Agama RI dan Tim Terpadu dari Pusat, Selasa (11/6), masih perlu dilakukan pembenahan pada sejumlah fasilitas di Asrama Haji Al-Mabrur di Jalan George Obos, Palangka Raya.

PALANGKA RAYA – Kondisi tersebut terungkap saat Sekretaris Dirjen Penyelenggaran Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama RI Chepi Supriatna dan tim terpadu melakukan verifikasi lapangan atas rencana penetapan Bandara Tijilik Riwut, Palangka Raya sebagai embarkasi haji antara dan simulasi standar operasional prosedur (SOP), di asrama haji Al Mabrur, kemarin.
Dalam verifikasi itu, Chepi bersama Tim Terpadu dari Pemerintah Pusat meninjau beberapa fasilitas di asrama haji tersebut. Di antaranya gudang barang, asrama jemaah, dapur, dan kamar mandi. ”Fasilitas di asrama haji ini masih perlu dilakukan penyempurnaan,” kata Chepi di sela-sela verifikasi.
Namun demikian, ia menyatakan optimistis Provinsi Kalteng mampu memperbaiki kekurangan tersebut, dengan dukungan dari DPRD setempat. “Memang tidak ada yang sempurna, sehingga ada beberapa hal yang perlu dilengkapi, karena bersifat sebagai penunjang. Namun yang paling pokok adalah kapasitas gedung, tempat tidur, kesiapan pihak imigrasi, bea cukai, dan kesehatan,” tegasnya.
Chepi menilai kapasitas asrama haji sudah memenuhi standar, karena melebihi 400 orang, sedangkan yang dibutuhkan minimal menampung 325 orang.  Diingatkannya, fasilitas dalam asrama haji harus ditingkatkan, seperti 1 tempat tidur untuk 1 orang jemaah.
Sementara dari pihak terkait, seperti imigrasi siap membantu proses dan telah membentuk tim untuk memperlancar proses keberangkatan calon jemaah haji. Demikian pula dengan instansi kesehatan dan bea cukai siap membantu proses keberangkatan jemaah dari Palangka Raya ke Banjarmasin, Kalsel.
”Ini penting, karena inti dari embarkasi haji antara adalah seluruh proses Custom, Imigration, and Quarantine (CIQ) atau kasiapan orang, barang, dan dokumen dilaksanakan di asrama haji Palangka Raya,” katanya.  Sehingga, tidak seperti sebelumnya dimana seluruh proses itu dilakukan di embarkasi.
Dengan begitu, kata Chepi, mulai dari stempel imigrasi, bea cukai, dan kesehatan sudah diakui secara internasional, sehingga saat tiba di Banjarmasin, hanya memindah jemaah dan barang saja ke pesawat untuk segera diterbangkan ke Jeddah, Arab Saudi.
Saat disinggung mengenai surat keputusan penetapan Bandara Tijilik Riwut sebagai embarkasi haji antara, Chepi mengatakan bahwa kedatangan pihaknya ke Palangka Raya untuk meyakinkan dan melihat kondisi di lapangan. Hasilnya akan dilaporkan kepada Menteri Agama.
Wakil Ketua DPRD Kalteng Arief Budiatmo mengatakan, pihaknya mendukung tekad Pemprov Kalteng. Dana untuk proses embarkasi haji antara sudah disiapkan, sekitar Rp6 milliar, sesuai usulan Pemprov Kalteng. Dana itu akan digunakan untuk membenahi sarana dan prasarana. Selain anggaran tersebut, ada pengembangan lagi di APBD perubahan, sekitar Rp2 milliar.dkw