Jumat, 17 Mei 2013

Menko Kesra Dukung Pengembangan Bawang

Rencana Pemprov Kalteng mengembangkan komoditi bawang di Kota Palangka Raya disambut baik Menko Kesra Agung Laksono. Inovasi itu diyakini akan mampu mengurangi impor bawang, terlebih dilakukan secara massal.

PALANGKA RAYA – Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) HR Agung Laksono menyambut baik rencana Pemprov Kalteng untuk mengembangkan komoditi bawang merah dan bawang putih. Terlebih, di tengah melonjaknya harga bawang merah dan bawang putih beberapa hari terakhir ini yang disebabkan berkurangnya jumlah produksi dalam negeri.  
Dukungan tersebut disampaikan Agung Laksono di sela-sela kunjungan kerja di SMK 2 Palangka Raya, Jumat (15/3). Tahun ini, Distanak Provinsi Kalteng memprogramkan pengembangan tanaman bawang. Pengembangan tersebut rencananya akan dilakukan di lahan seluas 35 hektare. Untuk tahap pertama dilakukan di Kota Palangka Raya.
Menurut Agung Laksono, inovasi yang dilakukan Pemprov Kalteng sangat baik, terlebih apabila dikerjakan secara massal.  Jika itu mampu diproduksi secara masal, kata dia, akan sangat banyak membantu tidak saja untuk kebutuhan dari Jawa, tetapi dari daerah Kalimantan sendiri bisa memberikan kepada provinsi-provinsi yang lain.
Karena itu, ia berharap agar inovasi seperti itu bisa dilaporkan kepada Kementerian Pertanian untuk ditindaklanjuti. Sementara saat disinggung mengenai tingginya harga bawang saat ini, ia berharap agar Kementerian Perdagangan maupun Kementerian Pertanian bisa duduk bersama dengan pemerintah daerah. Hal ini dimaksudkan untuk mencari langkah konkret dalam mengisi kekosongan pasokan bawang di pasaran.
Dalam jangka panjang, tegas Agung Laksono, kebutuhan bawang harus diproduksi di dalam negeri. Terlebih potensi bawang putih dan bawang merah maupun kesuburan tanah dan teknologinya dimungkinkan untuk dilakukan di dalam negeri.  “Kalau memang dari dalam negeri bisa ditingkatkan kemampuan untuk produktivitasnya, maka bisa mensubstitusi kebutuhan bawang yang selama ini diimpor,” ujarnya.
Sementara terkait dengan instruksi Presiden agar menteri terkait dapat duduk bersama untuk mengatasi persoalan tingginya harga bawang, ia menilai tidak ada salahnya. Terpenting, kebutuhan rakyat terpenuhi dahulu, jangan sampai harga dibiarkan terus melonjak.
“Selain itu, kebijakan impor itu dilakukan supaya bisa meredam harga, sisanya kita isi di pasar dengan hasil produksi dalam negeri, sedangkan kalau tetap tidak mampu memenuhi maka kita impor dulu,” terangnya. Karena itu, impor bawang hanya dilakukan dalam jangka pendek.dkw