Berbagai jenis anggrek asal Kalteng juga di pamerkan pada Peringatan Hari Perkebunan ke 54 tingkat Nasional, di Palangka Raya, Kalteng, Sabtu (10/12/2011) |
PALANGKA
RAYA – Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang mengakui potensi seni dan budaya
di wilayahnya belum terkelola dan dimanfaatkan secara optimal. Hal itu menjadi
tantangan, karena pariwisata merupakan komoditi yang harus dijual, setelah
dilakuka inventarisasi dan identifikasi potensi-potensi mana saja yang layak.
Demikian
dinyatakan Teras saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Rapat Kerja Daerah
Kebudayaan dan Pariwisata (Rakerda Budpar) 2013, di Gedung Eka Tingang
Nganderang atau Mandala Wisata, Palangka Raya, Selasa (26/2). “Untuk
membangun dan menjual sektor kepariwisataan ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah
dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, namun tugas bersama,” ujarnya.
Saat ini,
angka kunjungan wisatawan nasional maupun mancanegara ke Provinsi Kalteng
semakin meningkat. Kondisi demikiian, kata Teras, menjadi tantangan agar
peluang tersebut dapat dimanfaatkan. Harus bisa menjadikan wisatawan bukan
hanya melihat dan pulang, namun harus ada yang melekat, dikenal,
diinformasikan, dan dijual kepada mereka.
Teras
menegaskan tugas itu harus diemban bersama-sama dengan cara keroyokan dan
gotong royong. Semangat itu yang diharapkan Teras melalui kegiatan Rakorbudpar
yang diikuti instansi yang membidangi budpar se-Kalteng.
Ia juga
menginginkan saat menjual potensi pariwisata dibarengi dengan tindakan
masyarakat yang santun, menjadi tuan rumah yang baik, aman dan nyaman. “Semua
ini merupakan satu-kesatuan,” tambahnya. Kabupaten/kota diajak untuk
bersama-sama melaksanakan keinginan tersebut, dimulai dari kata, santun, ramah,
bersih, aman, dan nyaman.
Dicontohkannya,
Singapura pada 1970 silam tidak mempunyai potensi yang begitu bagus untuk
dijual. Namun mereka mampu bangkit karena memulainya dengan kata senyum,
pelayanan cepat, penduduknya ramah, sehingga tamu yang datang merasa nyaman dan
betah. “Dan itu harus bisa kita lakukan di Kalteng, dengan kerja keras, kerja
cerdas, dan kerja iklas,” tegasnya.
Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalteng Saidina Aliansyah,
melaporkan kegiatan itu bertujuan untuk mengevaluasi program-program kerja yang
ada selama ini. Selain itu, meningkatkan sinergi antara kegiatan Pemprov dan
kabupaten/kota, serta menggali nilai-nilai kreativitas dari berbagai daerah,
agar mampu membuka lapangan kerja.
Melalui
Rakerda Budpar juga diharapkan adanya masukan informasi kegiatan dan program
prioritas yang akan dilakukan oleh kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Sehingga
pertemuan itu menghasilkan program prioritas yang berkualitas, bersinergi, dan
efisien.
Kegiatan itu
diikuti 80 orang peserta dari unsur Disbudpar Provinsi dan kabupaten/kota
se-Kalteng, pemerhati pariwisata, mitra pelaku usaha pariwisata, dan beberapa
instansi terkait lainnya. dan beberapa istansi terkait. Seperti Dinas Pekerjaan
Umum, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dishubkominfo, serta
pejabat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonimi Kreatif. Rapat itu dilaksanakan
selama 2 hari, 25-26 Februari, di Gedung Mandala Wisata.dkw