Kamis, 24 April 2014

Perusahaan Harus Perhatikan Lingkungan

PALANGKA RAYA – Dalam membangun kebun, perusahaan perkebunan di daerah ini diharapkan agar memperhatikan lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan hidup mapun masyarakat di sekitarnya. Karena yang diharapkan, perusahaan dapat oprasional, lingkungan tetap terjada, dan masyarakat sejahtera.
            Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng Rawing Rambang dalam sambutannya pada             workshop sebaran lahan gambut di Provinsi Kalteng dan strategi pengelolaanya, di hotel Aquarius, Kamis (24/4) mengatakan, perusahaan diharapkan dapat memperhatikan masyarakat dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
            Hal ini dinilai penting, agar pihak perusahaan dapat berkerja dengan nyaman, lingkungan tetap terjaga, dan masyarakat merasa diberdayakan. “Ini penting, karena membangun kebun ini tidak hanya dalam waktu setahun atau dua tahun saja,” tegasnya.  
Sehingga dalam memberikan perizin dan memperhatikan Perda Kalteng No 5/2011 tentang pengelolaan usaha perkebunan berkelanjutan, maka izin tersebut diarahkan pada lahan yang marjinal dan terdegradasi. Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan lingkungan, membangun kebun plasma 20 persen untuk masyarakat, memperhatikan hak-hak adat, dan konservasi.
Kalau memperhatikan beberapa hal tersebut, ujar Rawing, maka orang perkebunan tidak mungkin membabat hutan, memanfaatkan kayu, dan membangun kebun di lahan gambut yang dalam. Karena, selain mereka tidak memiliki dasar ilmu untuk itu, namun untuk menggarapnya juga memerlukan biaya yang mahal.
 Kendati demikian, dia tetap mengajak pihak perusahaan agar dapat membangun kebunnya dengan baik dan memenuhi ketentuan yang ada, “mari kita membangun kebun tidak hanya untuk hari ini, namun untuk hari depan,” tegasnya.
Untuk itu, Pemerintah Kalteng dalam hal ini Dinas Perkebunan Provini Kalteng sangat menyambut baik kegiatan ini, dan pihaknya juga sudah banyak membangun kerja sama dengan berbagai pihak. Karena, untuk membangun perkebun itu tidak bisa dilakukan sendiri saja, maka perlu adanya kerja sama, ungkapnya.
Sehingga dengan workshop yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan berkerja sama dengan Wetlands International Indonesia (WII), Lembaga Pengkajian, Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup (LP3LH) dan Ecosystem Alliance (EA) tersebut, diharapkan mendaptkan masukan yang positif dan konstruktif untuk pembangunan kebunan yang berkelanjutan di daerah ini.
Kara yang diharapkan itu bukan luasnya dan besarnya produksi, namun bagaimana perusahaan tersebut dapat mematuhi perizinan yang ada, memeprhatikan lingkungan, hak-hak adat, dan konservasi. “Itu yang paling penting, biar kecil yang penting cantik dan produktivitasnya tinggi,” ungkapnya.
Tambah Rawing, kami mau berkerja dengan baik, maka sangat diharapkan masukan dan saran yang konstruktif dan membangun, pungkasnya.
Panitia Lugikaeter dalam laporannya mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan pemutahiran data sebaran gambut di Kalteng, untuk mendapatkan saran dan masukan mengenai kajian pengelolaan gambut di Kalteng, menggalai pembelajaran pengelolaan gambut.
Juga untuk memperoleh kesepahaman dan komitmen bersama menuju pengelolaan lahan gambut yang bijak sana dan bekelanjutan
Sementara keluaran yang diharapkan yaitu, tersosialisaikannya pemutahiran data sebaran gambut di Kalteng, diperolehnya masukan dan saran terhadap finalisasi data sebaran gambut di Kalteng, adanya kesepahaman mengenai pengelolaan gambut yang bijak sana dan bekelanjutan di Kalteng, ujarnya.
Kegiatan ini dilaksnakan selama satu hari dan diikuti oleh SKPD/Biro/Badan dilingkungan Provini Kalteng dan kabupaten/kota, instansi vertikal, akademisi, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, dan instansi terkait lainnya.dkw