Sabtu, 19 April 2014

Perhatian Terhadap Sektor Pertanian Alami Penurunan

PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng Rawing Rambang, dalam sambutannya pada temu usaha pabrik dan petani bokar se Kalteng, di hotel Hawai, baru-baru ini mengatakan, perhatian terhadap sektor pertanian saat ini dinilai alami penurunan bila dibandingkan pada tahun 1980 an yang lalu.   
Sehingga ini diharapkan dapat menjadi perhatian pemerintah kedepan. Karena, dia menilai, bahwa negara-negara yang maju saat ini, selalu dimulai atau diawali dari pengemabgan industri pertaniannya, tutur Rawing.
Untuk itu, dengan keterbatasan yang ada saat ini, dia mengajak semua pihak dan instansi yang terkait agar dapat mengambil peran dan melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing, dalam upaya memajukan sektor pertanian dalam arti luas di daerah ini.
Diungkapkan Rawing, untuk pembangunan sektor perkebunan, khusunya perkebunan karet di daerah ini luasannya mencapai 445.134,10 Ha dengan produksi sekitar 700-800 kg per Ha per tahun. Angka peroduksi tersebut dinilai terus alami peningkatan bila dibandingkap pada waktu-waktu sebelumnya.
Namun produksi karet tersebut dinilai masih rendah bila dibandikan Kalimantan Selatan, apalgi dengan Sumatera. “Padal sejarahnya, kebun karet di Kalteng ini juga sudah cukup lama, namun Kalimantan Selatan lebih duluan memiliki pabrik karet, sehingga jangan heran perkebunan karet di sana lebih maju,” ungkapnya.
Diungkapkan Rawing, peningkatan produksi dan produktivitas karet tersebut sangat tergantung dengan perilaku petani dalam memelihara kebun karetnya. Baik pemupukan, kebersihan kebun, jarak tanam, dan yang lainnya.
Sementara kebun karet yang ada di daerah ini, khusunya yang ada di daerah pedalaman seperti hutan karet, jarak tanamnya tidak teratur, kebunya tidak dibersihkan, jarang bahkan tidak peranah di pupuk. 
Namun seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran dan pemahaman petani saat ini, sehingga mereka menanam tanaman karet mereka dengan teratur, dibersihkan, dan dipupuk.
Mengingat dalam memajukan perkebunan rakyat saat ini, Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng tidak hanya memberikan bibit karet saja, namun juga memberikan pupuk, obat-obatan, dan yang lainnya. Bahkan Dinas Perkebunan juga melakukan pendampingan terhadap petani karet di beberapa daerah di Kalteng ini.
 Hal ini dinilai penting, mengingat yang namanya petani ini dinilai masih cukup identik dengan terbatasnya pengetahuan, modal, maupun aksesnya kepasar. “Sehingga ini menjadi tugas kita bersama untuk mengembangkannya,” tegasnya.
Ditambahkan Rawing, namun untuk beberapa daerah yang sudah dilakukan pendampingan dan petani langsung menjual karetnya ke pabrik, seperti Kabupaten Katingan dan Gunung Mas, harga karetnya sudah cukup tinggi, bahkan tidak terlalu jauh dengan harag pasar internasional, ungkapnya.
Untuk itu, petani karet di daerah ini diharapkan dapat menjual karetnya langsung ke pabrik atau tidak melalui pengumpul. Sehingga bagi petani karet yang jauh dari pabrik, maka disaran agar mereka membentuk sebuah kelembagaan petani yang bisa menjual karet tersebut langsung ke pabrik, ujar Rawing.
Selain itu, agar petani karet juga dapat menjaga kebersihan atau kualitas karet tersebut. “Karena pabrik membeli karet tersebut tidak berdasarkan beratnya, namun berdasarkan kualitas dan kebersihan karet tersebut. Jadi yang dilihat itu lateknya, maka karet tersebut jangan diisi dengan benda-benda lainnya,” ungkapnya.dkw