Senin, 21 April 2014

Capai Swasembada Daging, Harus Kerja Lebih Keras Lagi

PALANGKA RAYA – Melihat jumlah ternak sapi dan kerbau yang ada, serta sulitnya mencari bibit ternak saat ini, maka untuk mencapai target swasembada daging pada 2014, Pemerintah Kalteng harus berkerja lebih keras lagi dan diperlukan dukungan dari pihak swasta.
            Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provini Kalteng Tute Lelo, saat ditemui di lingkungan Kantor Gubernur Kalteng baru-baru ini, kepada wartawan mengatakan, kalau dari segi jumlah, apabila dibandingkan jumlah ternak sapi dan kerbau yang ada dengan jumlah kebutuhan, saat ini Kalteng dinilai sudah swasembada.
            Karena, ternak sapi dan kerbau yang ada di Kalteng saat ini mencapai sekitar 60.000 ekor, sementara kebutuhan per tahun hanya berkisar 35.000-36.000 ekor saja. Namun, dari 60.000 ekor tersebut ada ternak betina produktif dan anaknya, maka belum bisa dipotong.
            Sehingga untuk memenuhi kebutuhan daging di daerah ini, masih ada ternak yang harus didatangkan dari luar daerah.
            Dengan jumlah ternak sapi dan kerbau yang ada saat ini, ujar Tute, maka kemungkinan untuk tercapainya swasembada daging pada 2014 ini dinilai masih sangat kecil.
Sehingga untuk mewujudkan swasembada daging pada 2014 ini, maka Pemerintah Provini berkerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota di Kalteng ini harus berkerja lebih keras lagi. Serta diharapkan dukungan dari pihak swasta, terutama dalam pengadaan bibit ternak yang berkualitas.
            Karena, yang menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan populasi dan produksi daging di daerah ini adalah sulitnya mencari bibit yang berkualitas. Mengingat kalau bibit ternak tersebut hanya didatangkan antar pulau di Indonesia saja, maka produksi danginya dinilai tidak terlalu maksimal.
Untuk itu pihaknya berharap agar bibit tersebut dapat didatangkan dari luar, seperti Australia dan yang lainnya. Namun, harga bibit sapi Australia tersebut dinilai cukup mahal bila dibandingkan dengan bibit sapi lokal, ujar Tute.
Sehingga kalau hanya mengharapkan angaran dari pemerintah saja, maka hal tersebut dinilai tidak memadai. Untuk itu, dukungan dari sektor swasta sangat diharapkan, antaralain melalui program integrasi sapi-sawit, lanjutnya.
Sementara untuk program integrasi sapi-sawit, beberapa perusahaan perkebunan di daerah ini sudah ada yang meminta izin kepada pihaknya untuk memasukan ternak sapi kedaerah ini, “mudah-mudahan saja kita bisa (swasembada), karena masih belum dihitung (jumlah ternaknya),” ungkapnya.
Karena, dengan beberapa perusahaan tersebut telah memasukan ternak sampinya, minimal diharapkan dapat mendekati swasebada daging. Namun jumlah ternak tersebut saat ini masih belum didata ulang, ujarnya.
Lanjut Tute, sementara untuk terus meningkatkan populasi ternak di daerah ini, dengan agaran yang ada, pihaknya dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng melakukan berbagai kegiatan antaralain, memacu peningkatan kelahiran.dkw