PALANGKA RAYA – Kepala Bidang
Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan
Peternakan Kalteng Candra Rahmawan, saat ditemui di ruang kerjanya baru-baru
ini, kepada wartawan mengatakan, bila dibandingkan pada periode yang sama pada
tahun sebelumnya, jumlah kasus rabies di daerah ini cendrung menurun.
Karena samapi saat ini, di Kalteng
hanya terdapat 7 kasus rabies saja dan tertinggi terjadi di daerah Kabupaten
Barito Timur yaitu sebanyak 4 kasus, Palangka Raya 1 kasus, Pulang Pisau 1
Kasus, dan Gunung Mas 1 kasus, ujarnya.
Diungkapkan Candra, berdasarkan situasi
rabies pada 2012 dan 2013 yaitu Palangka Raya pada 2012 sebanyak 67 kasus dan
2013 sebanyak 24 kasus, Gunung Mas pada 2012 sebanyak 24 kasus dan 2013
sebanyak 10 kasus, dan Pulang Pisau pada 2012 sebanyak 8 kasus dan 2013
sebanyak 5 kasus.
Sedangkan Kabupaten Kapus pada 2013
sebanyak 3 kasus, Barito Timur 2012 sebanyak 5 kasus dan 2013 sebanyak 4 kasus,
sementara Barito Selatan pada 2012 sebanyak 4 kasus dan 2012 sebanyak 2 kasus,
dan Barito Utara 2012 sebanyak 2 kasus.
Sementara Murung Raya 2012 sebanyak
1 kasus, Katingan 2012 sebanyak 3 kasus, Seruyan 2012 sebanyak 1 kasus dan 2013
sebanyak 1 kasus, sementara beberapa kabupaten lainya tidak terdapat kasus
rabies.
Lanjut Candra, berdasarkan roadmap
pemberantasan zoonosis untuk rabies, bahwa pada Oktober 2013 yang lalu finalisasi
konsep, sementara Kalteng menargetkan bebas rabies pada 2019, dan pada 2020
target bebas rabies secara Nasional, ujarnya.
Namun untuk mencapai bebas kasus
rabies tersebut tidaklah mudah, sehingga diharapkan dukungan dari semua
instansi terkait termasuk dari masyarakat. Karena, sebelumnya kasus rabies di daerah
ini dinilai yang tertinggi bila dibandingkan dengan provinsi lainya di pulau
Kalimantan.
Hal tersebut dapat
terlihat bahwa pada 2012 yang lalu, jumlah kasus rabies di wilayah ini mencapai
115 kasus. Sementara pada 2013, dari Januari-September sudah terjadi 36 kasus dan ada
kabupaten yang dulunya tidak terjadi kasus rabies, namun saat itu terjadi kasus
rabies.
Ini terjadi karena pelaksanaan vaksinasi di
daerah tersebut tidak samapai mencapai 70 persen. Sementara masih rendahnya
realisasi vaksinasi tersebut antaralain dikarenakan terkendala sumber daya
manusia (SDM) yang terbatas dan pemilik anjing yang tidak mau menangkap ternaknya
sendiri, sehingga ini cukup menyulitkan bagi petugas.
Sehingga sangat
diharapkan dukungan dan kerja keras dari semua pihak yang terkait termasuk dari
masyarakat, agar pada 2014 ini jumlah kasus rabies mampu ditekan seminim
mungkin. Sehingga bagi daerah yang tidak ada kasus rabiesnya diharapkan agar
dapat mempertahankan kondisi tersebut dan dapat melaksanakan vaksinasi
semaksimal mungkin, ujarnya.dkw