Turunnya
hujan dengan intensitas cukup tinggi beberapa waktu lalu, menjadikan jumlah hotspot
(titik panas) di wilayah Kalteng mengalami penurunan drastis. Namun saat ini,
akibat berkurangnya hujan jumlah hotspot pun kembali meningkat drastis.
PALANGKA
RAYA – Bidang
Deteksi Dini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng Andreas Dody,
Senin (23/9), mengatakan, sejak 3 hari terakhir, jumlah hotspot di
wilayah Kalteng mengalami peningkatan cukup drastis dibandingkan dengan
beberapa hari sebelumnya.
Hotspot itu
menyebar di 13 kabupaten dan 1 kota. Apabila hari-hari sebelumnya rata-rata hotspot
di bawah 10 titik, jumlahnya kini meningkat. Pada 19 September sebanyak 12
titik, naik menjadi 26 titik pada 20 September, dan naik lagi pada 21 September
menjadi 27 titik.
Secara
akumulatif, jumlah hotspot pada 1-22 September mencapai 115 titik, naik
dibandingkan Agustus 209 titik. Tertinggi di Kabupaten Pulang Pisau dan Murung
Raya masing-masing 15 titik, disusul Lamandau dan Barito Selatan masing-masing
12 titik, serta Sukamara 11 titik, dan Kapuas 10 titik.
Kendati
demikian, ujar Dody, dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2012 lalu, jumlah
hotspot tersebut dinilai jauh mengalami penurunan. Tercatat sampai
dengan akhir September 2012, jumlah hotspot mencapai 1.955 titik,
sedangkan sampai 22 September tahun ini, jumlahnya hanya 115 titik.
“Diperkirakan hingga akhir bulan nanti jumlahnya tidak sampai 500 titik,”
katanya.
Dody
menyebutkan, melihat tren yang terjadi di lapangan, untuk Kabupaten Murung Raya
di sebelah utara Kalteng tidak perlu dikhawatirkan. Berbeda dengan daerah di
Kabupaten Pulang Pisau yang perlu diwaspadai, karena banyak memiliki lahan
gambut sehingga rawan terjadi kebakaran. Dan jika sudah terbakar, akan sulit untuk
dipadamkan.
Untuk itu,
ia berharap agar masyarakat tidak melakukan aktivitas pembukaan lahan dengan
cara membakar, mengingat cuaca saat ini mudah berubah dengan suhu yang
tinggi menyebabkan lahan cepat mengering. “Karena itu, untuk
daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran perlu diantisipasi,” lanjutnya.
Untuk tahun
ini, Kalteng menargetkan mampu mengurangi jumlah hotspot, maksimal
sampai akhir 2013 sebanyak 4.465. Melihat kondisi yang ada saat ini, pihaknya
optimistis target tersebut dapat tercapai. Ini mendasarkan pada jumlah hotspot
dari 1 Januari hingga 22 September 2013 tercatat sebanyak 712 titik.
Bahkan jumlah hotspot dalam satu bulannya
yang melampaui 100 titik hanya terjadi 2 kali, yakni pada Agustus 209 titik dan
September 115 titik. Berdasar pada data sebaran hotspot tersebut,
pihaknya menilai sosialisasi dan pencegahan yang dilakukan di Provinsi Kalteng
efektif dan berhasil.dkw