PALANGKA
RAYA – Penanganan
jalan yang longsor di sekitar Desa Patas I, Kecamatan Gunung Bintang Awai,
Kabupaten Barito Selatan, sepanjang 60 meter, diperkirakan akan rampung pada
tahun ini. Jalan ini longsor pada Juli lalu dan sempat mengganggu
arus lalu lintas di jalur DAS Barito.
Kepala Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Kalteng Leonard S Ampung, Senin (2/9),
mengatakan, pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum telah mengalokasikan
anggaran untuk pengerjaan jalan longsor tersebut, sebesar Rp3 miliar. “Sudah
dalam proses proses lelang dan dilanjutkan pekerjaan di lapangan,” ujarnya.
Untuk
penanganan ruas jalan tersebut, lanjut Leonard, akan dilakukan menggunakan pile
slab (konstruksi cor beton) yang akan dimulai pada September atau awal
Oktober 2013.
Panjang
jalan yang longsor tersebut sekitar 60 meter dan dinilai cukup ekstrem, karena
memakan sekitar 90 persen badan jalan. Untuk menanggulangi kondisi tersebut,
pihaknya membuat jalan baru di samping kirinya menggunakan alat berat.
Longsor
tersebut disebabkan curah hujan tinggi, di samping penahan tanah atau pepohonan
yang minim di sekitar lokasi dan banyaknya pemukiman serta kegiatan masyarakat
lannya. Kondisi demikian diperparah dengan lalu lintas angkutan barang yang
melebihi kemampuan jalan, 8 ton.
Leonard
menambahkan, ruas jalan di DAS Barito dari Muara Teweh (Kabupaten Barito Utara)
ke Puruk Cahu (Kabupaten Murung Raya), cukup rawan terjadi longsor. Saat ini,
beberapa titik sudah dilakukan penanganan dan pengerjaan hampir mencapai 80
persen. “Setiap tahun ada (penanganan jalan yang rawan longsor). Jadi tidak
menunggu longsor baru dilakukan penanganan,” tegasnya.
Ruas jalan
yang rawan terjadi longsor tersebut sudah diinventarisasi dan ditentukan
titik-titik mana saja yang perlu mendapat penanganan prioritas. Untuk tahun
2013 ini, ada sekitar 7 titik yang ditangani akibat terjadi pergeseran tanah.
Selain arah menuju Kabupaten Murung Raya, potensi
jalan yang rawan longsor ada di arah Ampah, Kabupaten Barito Timur. Termasuk di
ruas jalan trans Kalimantan poros selatan ke arah Kabupaten Lamandau, khususnya
menuju perbatasan Provinsi Kalteng-Kalbar. “Potensi longsornya tidak
signifikan, tapi tetap kita tangani,” ujarnya.dkw