Selasa, 01 Oktober 2013

Tim Kesenian Kalteng akan Tampil di Australia


PALANGKA RAYA – Pemprov Kalteng memberangkatkan tim kesenian untuk mengikuti Festival Indonesia 2013 di Sydney, Australia. Tim kesenian yang terdiri dari 4 orang penari profesional, 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan, berangkat ke Australia, Selasa (24/9).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalteng Saidina Aliansyah, saat ditemui Tabengan di ruang kerjanya, kemarin, mengatakan, penari asal Kalteng tampil dalam festival itu sekaligus untuk mempromosikan seni dan budaya khas Bumi Tambun Bungai, Provinsi Kalteng, kepada masyarakat Australia maupun wisatawan di sana.
Keempat penari itu mendapatkan kesempatan tampil membawakan 4 tarian khas Kalteng, 28 September mendatang. Keempat tarian tersebut, Tarian Manalapas Dahiang Baya yang menggambarkan upaya membersihkan atau menolak bala yang membawa hal-hal buruk dalam kehidupan.
Kemudian, Tarian Kinyah Mandau Panggirik Lingu yang merupakan tarian perang Dayak, menggambarkan kesigapan, ketangkasan, serta ketenangan batiniah para ksatria Dayak dalam menghadapi ganguan kehidupan yang datang. Tarian Wadian Dadas yang merupakan tarian ritual penyembuhan menggunakan bebunyian gelang pada masyarakat suku Dayak Maanyan di Kalteng.
Dan terakhir, Tarian Malauk yang berarti menangkap ikan. Tarian ini merupakan sebuah garapan tarian melayu yang menceritakan tentang kegiatan menangkap ikan pada masyarakat pesisir sungai di Kalteng.
“Tarian tersebut sudah dikolaborasikan dengan beberapa jenis tarian yang lainnya dari beberapa daerah aliran sungai (DAS) di Kalteng dan dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah karya seni yang indah,” katanya.
Tim dari Provinsi Kalteng yang berangkat untuk mengikuti Festival Indonesia 2013, lanjut Saidina, dipimpin oleh Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang. Gubernur juga akan memberikan paparan mengenai berbagai potensi di Kalteng di depan peserta festival lainnya, dengan harapan investor mau berinvestasi di provinsi itu.
“Dengan mengikuti kegiatan tersebut dan mempromosikan potensi seni budaya Kalteng kepada masyarakat luas, diharapkan jumlah kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara akan terus mengalami peningkatan,” ujar Saidina.dkw

Penanganan Hewan Kurban Harus Sesuai SOP

* Jelang Idul Adha, Pemprov Kalteng Surati Pemkab dan Pemko
Menjelang Hari Raya Idul Adha 1434 H, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Kalteng menyurati kepala dinas terkait di kabupaten/kota yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan.
PALANGKA RAYA – Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Distanak Provinsi Kalteng Candra Rahmawan, kepada Tabengan di ruang kerjanya, Selasa (24/9), mengatakan, surat itu dikirim pada 23 September 2013, dengan No 5008/Kes-500/09/2013, tentang pengawasan pemotongan hewan kurban 1434 H.
Surat tersebut merupakan tindak lanjut dari surat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan No 04115/PD.660/F/09/2013 tentang peningkatan kewaspadaan zoonosis terhadap hewan dan ternak dalam rangka Idul Adha 1434 H.
“Kami mengimbau kepada dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner di kabupaten/kota agar melaksanakan sosialisasi dan bimbingan tenkis kepada petugas dan panitia pelaksana kurban,” katanya.
Pemda kabupaten dan kota juga diminta melakukan pengaturan dan pengawasan tempat penampungan atau pemasaran hewan. Juga melaksanakan pemeriksaan kesehatran hewan kurban atau teknis antemortem–post mortem dan melakukan pendataan jumlah hewan kurban di daerahnya.
Selain surat tersebut, juga dilampirkan standar operasional prosedur (SOP) pengawasan teknis hewan kurban yang meliputi persyaratan hewan kurban. Yakni, sehat, tidak cacat, tidak kurus, jantan yang tidak dikastrasi/dikebiri dan testis/buah zakar masih lengkap yang bentuk dan letaknya simetris.
Selain itu, hewan kurban harus cukup umur. Untuk kambing/domba umur lebih dari 1 tahun yang ditandai dengan tumbuhnya sepasang gigi tetap. Sementara untuk sapi/kerbau, umur lebih dari 2 tahun yang ditandai dengan tumbuhnya 2 pasang gigi tetap.
Sedangkan persyaratan tempat penampungan hewan kurban, lanjut Candra, harus terpisah dengan tempat pemotongan dan penanganan daging, terjaga kebersihannya, serta kering dan mampu melindungi hewan dari panas dan hujan. Juga harus memiliki luas yang memadai dan penampungan hewan kecil terpisah dengan hewan besar.
Sementara mengenai teknis penyembelihan hewan kurban, lebih jauh diterangkan Candra, harus memenuhi SOP perawatan di tempat penampungan. Yakni, hewan diistirahatkan--sebaiknya lebih dari 12 jam--di tempat penampungan hewan sementara serta tersedia cukup air dan pakan selama hewan dalam penampungan.
Selama 12 jam sebelum penyembelihan, sebaiknya hewan dipuasakan dengan tetap diberikan minum untuk mengurangi isi rumet. Pemeriksaan ante mortem dilakukan oleh dokter hewan atau petugas berwenang dan diperiksa ulang, bila lebih dari 24 jam sebelum disembelih.
Saat akan disembelih, hewan kurban dihadapkan ke arah kiblat, membaca basmalah, memutuskan saluran makanan, pembuluh darah, dan saluran nafas, serta hewan dipotong dengan sekali tekan menggunakan pisau yang tajam. Serta, harus memenuhi SOP penanganan daging kurban.
Sebelumnya, Kepala Distanak Provinsi Kalteng Tute Lelo, mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu laporan hasil pendataan ternak dari kabupaten/kota. Dari pendataan tersebut akan diketahui secara jelas jumlah stok ternak yang ada di Kalteng.
Tute menyatakan jumlah ternak untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha tahun ini mencukupi. “Masyarakat kita sudah pintar, karena permintaan ternak yang tinggi, mereka jauh-jauh hari sudah menyiapkan stoknya,” ujar Tute.dkw


Distanak Laksanakan Sekolah Lapang Bawang Merah

PALANGKA RAYA – Guna mendukung pengembangan bawang merah di Provinsi Kalteng, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi mengadakan sekolah lapang. Tujuannya, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani dalam mengembangkan serta membudidayakan bawang merah di daerahnya.
Kepala Distanak Provinsi Kalteng Tute Lelo melalui Kepala Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura Distanak Provinsi Kalteng Vinolia Tantri, di Palangka Raya, Sabtu (21/9), menilai pentingnya pelaksanaan sekolah lapang bawang merah itu.
Hal itu mengingat pembudidayaan bawang merah baru dilakukan di Kalteng dan untuk uji coba di lahan gambut di Kelurahan Kalampangan dan lahan keras di Tangkiling Kota Palangka Raya. “Sekolah lapang ini diperlukan karena masih cukup banyak masyarakat yang belum terlalu mengetahui dan paham mengenai pembudidayaan bawang merah tersebut,” katanya.
Ia menambahkan, dengan adanya sekolah lapang diharapkan petani bawang merah mengetahui langkah penanganan yang harus dilakukan, terutama dalam mengendalikan hama terpadu dan organisme pengganggu tanaman (OPT). Dengan begitu, pengembangan bawang merah dapat berhasil dengan baik dan hasilnya memuaskan.
Menurut dia, pengembangan bawang merah dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan komoditi itu dari luar daerah dan mengendalikan inflasi. Pasalnya, komoditi bawang merah menjadi salah satu penyumbang inflasi di Kalteng.
Ketua Pelaksana Sekolah Lapang Bawang Merah Evi Faridawaty, mengatakan, sekolah itu akan dilaksanakan selama 6 kali pertemuam dan dimulai pada Sabtu (21/9) pekan kemarin. Kegiatan itu dilaksanakan bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalteng.
Pesertanya sebanyak 25 orang petani yang berasal dari Kelurahan Sei Gohong, Banturung, dan daerah Tjilik Riwut Km38  Palangka Raya. Sekolah lapang ini dilaksankaan di Kecamatan Bukit Batu dan yang menjadi narasuber Anang Firmanyah dan Astrianto dari BPTP Kalteng.dkw

Jumlah Hotspot Kembali Meningkat Drastis



Turunnya hujan dengan intensitas cukup tinggi beberapa waktu lalu, menjadikan jumlah hotspot (titik panas) di wilayah Kalteng mengalami penurunan drastis. Namun saat ini, akibat berkurangnya hujan jumlah hotspot pun kembali meningkat drastis.    
PALANGKA RAYA – Bidang Deteksi Dini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng Andreas Dody, Senin (23/9), mengatakan, sejak 3 hari terakhir, jumlah hotspot di wilayah Kalteng mengalami peningkatan cukup drastis dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya.
Hotspot itu menyebar di 13 kabupaten dan 1 kota. Apabila hari-hari sebelumnya rata-rata hotspot di bawah 10 titik, jumlahnya kini meningkat. Pada 19 September sebanyak 12 titik, naik menjadi 26 titik pada 20 September, dan naik lagi pada 21 September menjadi 27 titik.
Secara akumulatif, jumlah hotspot pada 1-22 September mencapai 115 titik, naik dibandingkan Agustus 209 titik. Tertinggi di Kabupaten Pulang Pisau dan Murung Raya masing-masing 15 titik, disusul Lamandau dan Barito Selatan masing-masing 12 titik, serta Sukamara 11 titik, dan Kapuas 10 titik.
Kendati demikian, ujar Dody, dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2012 lalu, jumlah hotspot tersebut dinilai jauh mengalami penurunan. Tercatat sampai dengan akhir September 2012, jumlah hotspot mencapai 1.955 titik, sedangkan sampai 22 September tahun ini, jumlahnya hanya 115 titik. “Diperkirakan hingga akhir bulan nanti jumlahnya tidak sampai 500 titik,” katanya.
Dody menyebutkan, melihat tren yang terjadi di lapangan, untuk Kabupaten Murung Raya di sebelah utara Kalteng tidak perlu dikhawatirkan. Berbeda dengan daerah di Kabupaten Pulang Pisau yang perlu diwaspadai, karena banyak memiliki lahan gambut sehingga rawan terjadi kebakaran. Dan jika sudah terbakar, akan sulit untuk dipadamkan.
Untuk itu, ia berharap agar masyarakat tidak melakukan aktivitas pembukaan lahan dengan cara membakar, mengingat  cuaca saat ini mudah berubah dengan suhu yang tinggi menyebabkan lahan cepat mengering.  “Karena itu, untuk daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran perlu diantisipasi,” lanjutnya.
Untuk tahun ini, Kalteng menargetkan mampu mengurangi jumlah hotspot, maksimal sampai akhir 2013 sebanyak 4.465. Melihat kondisi yang ada saat ini, pihaknya optimistis target tersebut dapat tercapai. Ini mendasarkan pada jumlah hotspot dari 1 Januari hingga 22 September 2013 tercatat sebanyak 712 titik.
Bahkan jumlah hotspot dalam satu bulannya yang melampaui 100 titik hanya terjadi 2 kali, yakni pada Agustus 209 titik dan September 115 titik. Berdasar pada data sebaran hotspot tersebut, pihaknya menilai sosialisasi dan pencegahan yang dilakukan di Provinsi Kalteng efektif dan berhasil.dkw