PALANGKA RAYA – Menteri Kehutanan
mengeluarkan surat keputusan terkait dengan penunjukan perusahaan untuk
pelaksanaan restorasi. Sementara di Kalteng, ada lima perusahaan yang ditunjung
untuk pelaksanaan restorasi ekositem dengan luasan sekitar 450.000 Ha yang
tersebar di beberapa kabupaten di daerah ini.
Gubernur Kalteng Agustin Teras
Narang saat ditemui usai bertemu dengan Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Fasifik Axel van Trotsenburg dan
rombongan, di Swiss Belhotel Danum, Sabtu (10/5) malam, kepada sejumlah
wartawan mengatakan, Menteri Kehutanan mengeluarkan surat keputusan terkait
dengan penunjukan perusahaan untuk pelaksanaan restorasi.
Sementara untuk di Kalteng, ada
sebanyak lima buah perusahaan yang ditunjuk untuk pelaksanaan restorasi dengan
luasan sekitar 450.000 ha. Luasan tersebut tersebar di beberapa kabupaten
seperti di Kabupaten Katingan dan Kotawaringin Timur dan Kalteng siap untuk
itu, ujarnya.
Sementara program restorasi ekosistem
ini adalah hutan yang sudah ada tersebut dipelihara. “Jadi sudah ada hutannya,
dan hutan ini dijaga dan apa yang ada di situ betul-betul di pelihara, dan kita
punya sekitar 450.000 ha,” tuturnya.
Selain luasan tersebut, namun
kedepan tidak menutup kemungkinan ada penambahan lagi dengan hutan desa, hutan
kemasyarakatan, dan hutan adat. Sementara hutan desa yang ada saat ini dan
sudah memiliki SK dari Menteri Kehutanan seluas 21.000 ha.
Sehingga dia berharap agar
program-program tersebut dapat benar-benar dimanfaatkan dalam upaya menjaga dan
melestarikan hutan di daerah ini. Serta terus menjaga hutan lindung yang ada di
beberapa kabupaten di daerah ini antaralain, di Lamndau, Murung Raya, dan
Katingan, ujarnya.
Selain itu, di Kalteng juga terdapat
hutan konservasi dan taman nasional, sehingga potensi itu harus dijaga,
lanjutnya.
Saat disinggung, Kalteng diminta
untuk menjaga hutan namun negara maju tetap memproduksi emisi melalui
pabirk-pabriknya, Teras menilai hal tersebut tidak ada masalah, sepanjang
pemeliharaan hutan itu untuk kepentingan masyarakat khusunya untuk di Kalteng.
“Kita sama-sama suka, oke jangan
dipotong (pohon), kita tidak akan potong, kita jaga. Tetapi kami juga perlu
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan, kalau tambang, tambang yang ramah
lingkungan, sehingga kita perlu belajar bagaimana caranya menambang yang baik
yang tidak merusak lingkungan,” ujarnya.
“Karena yang peling penting bagi
kita sekarang, dengan potensi yang ada, bagaimana kita mampu berkerja sama
dengan baik,” tegasnya.dkw