PALANGKA
RAYA – Guna
mendukung pengembangan bawang merah di Provinsi Kalteng, Dinas Pertanian dan
Peternakan (Distanak) Provinsi mengadakan sekolah lapang. Tujuannya, untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani dalam mengembangkan serta
membudidayakan bawang merah di daerahnya.
Kepala
Distanak Provinsi Kalteng Tute Lelo melalui Kepala Bidang Pengembangan Produksi
Hortikultura Distanak Provinsi Kalteng Vinolia Tantri, di Palangka Raya, Sabtu
(21/9), menilai pentingnya pelaksanaan sekolah lapang bawang merah itu.
Hal itu
mengingat pembudidayaan bawang merah baru dilakukan di Kalteng dan untuk uji
coba di lahan gambut di Kelurahan Kalampangan dan lahan keras di Tangkiling
Kota Palangka Raya. “Sekolah lapang ini diperlukan karena masih cukup banyak
masyarakat yang belum terlalu mengetahui dan paham mengenai pembudidayaan
bawang merah tersebut,” katanya.
Ia menambahkan,
dengan adanya sekolah lapang diharapkan petani bawang merah mengetahui langkah
penanganan yang harus dilakukan, terutama dalam mengendalikan hama terpadu dan
organisme pengganggu tanaman (OPT). Dengan begitu, pengembangan bawang merah
dapat berhasil dengan baik dan hasilnya memuaskan.
Menurut dia,
pengembangan bawang merah dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan komoditi
itu dari luar daerah dan mengendalikan inflasi. Pasalnya, komoditi bawang merah
menjadi salah satu penyumbang inflasi di Kalteng.
Ketua
Pelaksana Sekolah Lapang Bawang Merah Evi Faridawaty, mengatakan, sekolah itu
akan dilaksanakan selama 6 kali pertemuam dan dimulai pada Sabtu (21/9) pekan
kemarin. Kegiatan itu dilaksanakan bekerja sama dengan Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Kalteng.
Pesertanya sebanyak 25 orang petani yang berasal
dari Kelurahan Sei Gohong, Banturung, dan daerah Tjilik Riwut Km38
Palangka Raya. Sekolah lapang ini dilaksankaan di Kecamatan Bukit Batu
dan yang menjadi narasuber Anang Firmanyah dan Astrianto dari BPTP Kalteng.dkw