Verivikasi lapangan atas rencana penetapan Bandara Tijilik Riwut sebagai
embarkasi haji antara dan simulasi standar oprasional prosedur (SOP), di asrama
haji Al Mabrur Palangka Raya, Selasa (11/6).
|
Pemprov
Kalteng harus bergerak cepat untuk mewujudkan tekadnya menjadikan Palangka Raya
sebagai embarkasi haji antara. Berdasar kunjungan pihak Kementerian Agama RI
dan Tim Terpadu dari Pusat, Selasa (11/6), masih perlu dilakukan pembenahan
pada sejumlah fasilitas di Asrama Haji Al-Mabrur di Jalan George Obos, Palangka
Raya.
PALANGKA
RAYA – Kondisi
tersebut terungkap saat Sekretaris Dirjen Penyelenggaran Haji dan Umroh (PHU)
Kementerian Agama RI Chepi Supriatna dan tim terpadu melakukan verifikasi
lapangan atas rencana penetapan Bandara Tijilik Riwut, Palangka Raya sebagai
embarkasi haji antara dan simulasi standar operasional prosedur (SOP), di
asrama haji Al Mabrur, kemarin.
Dalam
verifikasi itu, Chepi bersama Tim Terpadu dari Pemerintah Pusat meninjau
beberapa fasilitas di asrama haji tersebut. Di antaranya gudang barang, asrama
jemaah, dapur, dan kamar mandi. ”Fasilitas di asrama haji ini masih perlu
dilakukan penyempurnaan,” kata Chepi di sela-sela verifikasi.
Namun
demikian, ia menyatakan optimistis Provinsi Kalteng mampu memperbaiki
kekurangan tersebut, dengan dukungan dari DPRD setempat. “Memang tidak ada yang
sempurna, sehingga ada beberapa hal yang perlu dilengkapi, karena bersifat
sebagai penunjang. Namun yang paling pokok adalah kapasitas gedung, tempat
tidur, kesiapan pihak imigrasi, bea cukai, dan kesehatan,” tegasnya.
Chepi
menilai kapasitas asrama haji sudah memenuhi standar, karena melebihi 400
orang, sedangkan yang dibutuhkan minimal menampung 325 orang.
Diingatkannya, fasilitas dalam asrama haji harus ditingkatkan, seperti 1
tempat tidur untuk 1 orang jemaah.
Sementara
dari pihak terkait, seperti imigrasi siap membantu proses dan telah membentuk
tim untuk memperlancar proses keberangkatan calon jemaah haji. Demikian pula
dengan instansi kesehatan dan bea cukai siap membantu proses keberangkatan
jemaah dari Palangka Raya ke Banjarmasin, Kalsel.
”Ini
penting, karena inti dari embarkasi haji antara adalah seluruh proses Custom,
Imigration, and Quarantine (CIQ) atau kasiapan orang, barang, dan dokumen
dilaksanakan di asrama haji Palangka Raya,” katanya. Sehingga, tidak
seperti sebelumnya dimana seluruh proses itu dilakukan di embarkasi.
Dengan
begitu, kata Chepi, mulai dari stempel imigrasi, bea cukai, dan kesehatan sudah
diakui secara internasional, sehingga saat tiba di Banjarmasin, hanya memindah
jemaah dan barang saja ke pesawat untuk segera diterbangkan ke Jeddah, Arab
Saudi.
Saat
disinggung mengenai surat keputusan penetapan Bandara Tijilik Riwut sebagai
embarkasi haji antara, Chepi mengatakan bahwa kedatangan pihaknya ke Palangka
Raya untuk meyakinkan dan melihat kondisi di lapangan. Hasilnya akan dilaporkan
kepada Menteri Agama.
Wakil Ketua DPRD Kalteng Arief Budiatmo mengatakan,
pihaknya mendukung tekad Pemprov Kalteng. Dana untuk proses embarkasi haji
antara sudah disiapkan, sekitar Rp6 milliar, sesuai usulan Pemprov Kalteng.
Dana itu akan digunakan untuk membenahi sarana dan prasarana. Selain anggaran
tersebut, ada pengembangan lagi di APBD perubahan, sekitar Rp2 milliar.dkw