Pemprov
Kalteng melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) dan beberapa
instansi terkait lainnya atau Tim Assistensi Project Managerial Organization
(POM), melakukan pertemuan dengan tim monitoring proyek kerjasama dari
pemerintah Korea Selatan dan Korea International Cooperation Agency
(KOICA) Indonesia.
PALANGKA
RAYA – Kepala
Distanak Provinsi Kalteng Tute Lelo pada pertemuan yang berlangsung di aula
kantornya, Selasa (4/6), mengatakan, sebagai penerima manfaat dari proyek
secara langsung, berupa barang dan jasa, Provinsi Kalteng terbantu dalam
mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat petani, khususnya di lokasi
pilot project (percontohan).
Proyek
kerjasama Pemerintah Korea dan Pemerintah Indonesia ini sudah berjalan selama
2,5 tahun dan pada akhir 2013 atau awal 2014 mendatang project ini kemungkinan
akan berakhir. Proyek ini dilaksanakan di Desa Kenamit Jaya, Kabupaten Pulang
Pisau dan Desa Sei Pitung, Kabupaten Kapuas.
Selama
proyek berjalan, beberapa kegiatan pokok yang sudah dilakukan di lapangan,
khususnya di desa Kenamit Jaya, antara lain, dibangun balai desa, gudang alat,
dan mesin pertanian desa, serta jembatan konektor. Selain itu, diberikan
bantuan bibit ternak sapi, ayam, kambing, dan mesin pertanian serta
demplot/percontohan usahatani palawija, seperti jagung dan ubi kayu, sesuai
permintaan dan keinginan petani.
Sementara
untuk di Desa Sie Pitung, sudah dibangun kantor desa, balai desa, gudang desa,
dan jembatan konektor. Juga diberikan bantuan bibit ternak sapi, ayam, kambing,
dan alat mesin pertanian, serta demplot usahatani palawija. Selain itu,
dilakukan peningkatan kompetensi petani melalui pelatihan di Korea Selatan
selama 2 pekan dan kegiatan ini dilaksanakan 2 angkatan. Serta, bantuan berupa
jasa yang diberikan dengan pendampingan dan pembinaan langsung dari tenaga ahli
yang didatangkan dari Korea Selatan sesuai bidang tugas dan waktu penungasan
yang diberikan.
Termasuk
bantuan kendaraan roda 4 dan roda 2 operasional proyek, di Provinsi serta
Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau. Semua barang dan jasa yang telah
diberikan, ujar Tute, pada saat proyek berakhir akan diserahkan Pemerintah
Korea/KOICA kepada Kementerian Pertanian dan Pemprov Kalteng Cq Distanak
Provinsi Kalteng.
Kendati
demikian, Tute tetap berharap bahwa proyek kerjasama ini dapat dilanjutkan di
desa dan kabupaten lainnya di provinsi ini. Karena, hasil pokok yang diharapkan
dengan adanya proyek kerjasama ini akan terjadinya perubahan pola pikir dari
petani di lokasi pilot project tersebut.
Sementara
Resident Repsentative KOICA Indoneis Offices Kim Byung-gwan, mengatakan,
pihaknya sudah meninjau lokasi pilot project tersebut dan ia menilai
pelaksanaanya cukup berhasil. Bahkan kabar baik tersebut menyebar ke desa sekitarnya,
sehingga banyak masyarakat yang menginginkan agar daerahnya juga dilakukan hal
yang serupa.
Proyek ini,
lanjut dia, merupakan yang pertama kalinya di Kalteng. Namun diharapkan dapat
menjadi percotohan bagi Kalteng maupun daerah lainnya di Indonesia. Hal serupa
juga disampaikan oleh Prof Kim Kyung Ryang dari Won National University dan
Prof Suh Chong Hyuk dari Han Kayung National University.dkw