Jumat, 31 Mei 2013

Pemprov Kalteng Tandatangani Kerja Sama Wisata Alam


Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang didampingi Ketua DPRD Kalteng R Atu Narang, Bupati Kobar Ujang Iskandar, Bupati Katingan  Duwel Rawing, Wakil Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo, usai penandatanganan perjanjian kerja sama antara Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dan Yulianus Sunarto selaku Direktur PT RBL atau Direktur Eksekutif SMG serta David Makes selaku Komisaris PT RBL (SMG) di JW Marriott Hotel, Jakarta, Senin (27/5). 
JAKARTA – Pemprov Kalteng menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Rimbawan Bangun Lestari (RBL) atau Sustainable Management Group (SMG) tentang pembangunan dan pengembangan pariwisata alam dan hutan berkelanjutan di Kalteng.
Penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut dilakukan antara Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dan Yulianus Sunarto selaku Direktur PT RBL atau Direktur Eksekutif SMG serta David Makes selaku Komisaris PT RBL (SMG) di JW Marriott Hotel, Jakarta, Senin (27/5).
Acara tersebut juga disaksikan oleh Ketua DPRD Kalteng R Atu Narang, Bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar, Bupati Katingan Duwel Rawing, Wakil Bupati Pulang Pisau Edi Pratowo, Kepala Balai Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) Soewignyo, Kepala Balai TN Sebangau Haryadi, jajaran PT RBL (SMG) dan pihak terkait lainnya.
Dari jajaran Pemprov Kalteng juga hadir Asisten II Setdaprov Syahrin Daulay, Kepala Dinas (Kadis) Kehutanan Sipet Hermanto, Kadis Pekerjaan Umum Leonard S Ampung, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Saidina Aliansyah, Kadis Perhubungan Komunikasi dan Informatika Muhammad Hatta, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa I Ketut Widhie Wirawan, Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Leni Simon, serta Karo Humas dan Protokol Setdaprov Benius.
Perjanjian kerja sama tersebut dengan maksud sebagai dasar bagi para pihak untuk menyusun dan mengimplementasikan program-program pembangunan dan pengembangan pariwisata alam dan hutan berkelanjutan. Selain itu, sebagai dasar pemberdayaan masyarakat yang hidup di sekitar kawasan hutan yang dikembangkan.
Perjanjian itu juga bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan kawasan hutan berkelanjutan dan saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan memanfaatkan potensi, keahlian, sarana prasarana dan fasilitas yang dimiliki para pihak.
Adapun ruang lingkup kerja sama tersebut, meliputi pembangunan dan pengembangan pariwisata alam melalui izin pengusahaan pariwisata alam (IPPA), pembangunan dan pembangunan hutan berkelanjutan serta jasa lingkungan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan yang dikembangkan, pembangunan dan atau pemeliharaan infrastruktur, sarana prasarana, fasilitas umum, transfortasi, akomodasi, dan aksesbilitas yang memadai.
Sementara lokasi kerja sama berada di hutan lindung, hutan produksi, dan area penggunaan lainnya di sekitar kawasan konservasi seperti TNTP, TN Sebangau, TN Bukit Baka Bukit Raya, Suaka Margasatwa Lamandau, dan Taman Wisata Alam Tanjung Keluang. Perjanjian kerja sama tersebut berlaku untuk jangka waktu 5 tahun sejak ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan para pihak.
Dalam sambutannya Gubernur Teras Narang mengatakan, kegiatan ini merupakan momentum dalam upaya untuk menjaga dan memelihara kawasan hutan yang ada. Pasalnya, sekitar 30 tahun yang lalu Kalteng mempunyai SDA kehutanan yang sangat luar biasa, namun tergerus oleh ulah penebangan dan ironisnya tidak dibarengi dengan gerakan reboisasi yang berimbang.
Kendati demikian, sampai 2013 ini, SDA di sektor kehutanan masih cukup melimpah, sehingga untuk menjaga SDA tersebut  merupakan pekerjaan bersama dari semua pihak terkait. "Dengan kemampuan dan keinginan bersama, kita kembangkan hutan sebagai pariwisata, dan hutan sebagai wisata alam agar dapat bermanfaat sampai pada masa yang akan datang," ujar Teras.
Lebih lanjut dikatakan Teras, hutan merupakan bagian hidup manusia, karena sebagai paru-paru dunia. ”Hutan juga diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendikan agar generasi yang akan datang tidak hanya mendengar cerita mengenai berbagai jenis kayu di Kalteng, namun mereka dapat melihat itu dulu, sekarang, dan akan datang,” terangnya.
Untuk mewujudkan itu, perlu komitmen dan kebersamaan. "Pemimpin boleh berganti, era boleh berubah, namun hutan, lingkungan hidup, masyarakat yang hidup di sekitar dan di dalam hutan tidak bisa berhenti," tegasnya.
Menurut Teras, untuk mewujudkannya tidaklah mudah karena di Kalteng terdapat tambang dan sawit yang luar biasa, sehingga perlu berpikir dan bekerja keras, cerdas, dan ikhlas agar pelaksanaan investasi yang ada dapat sejalan dengan pemeliharaan hutan.
Sementara itu, Komisaris PT RBL David Makes mengatakan, melihat komitmen Gubernur Kalteng, pihaknya sangat antusias untuk menindaklanjuti program ini. SMG bergerak di bidang usaha pariwisata alam dan pembangunan, serta pengembangan hutan berkelanjutan baik dalam bentuk investasi, pengelolaan, pengoperasian, maupun konsultasi. SMG memiliki visi dan misi berkelanjutan secara ekologi, sosial budaya, dan secara ekonomi.
SMG telah terbukti lebih dari 15 tahun mengembangkan usaha pariwisata alam Taman Nasional Bali Barat yang pada akhirnya dapat memberdayakan masyarakat sekitar dan mengembangkan berbagai aktivitas konservasi alam secara berkelanjutan.
Pengembangan pariwisata alam yang berkelanjutan telah terbukti dapat mendorong ketahanan sosial ekonomi, sosial budaya, dan sumber daya alam, sehingga dapat menciptakan berbagai hasil positif, menjadi pola pembangunan yang holitic dan teritegritas secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
Kadishut Kalteng Sipet Hermanto menyambut baik kerja sama tersebut yang diyakini dapat bermanfaat bagi masyarakat lokal. Ia berharap dengan adanya kerja sama ini mampu meningkatkan terjaganya kelestarian taman nasional yang ada di Kalteng. ”Masyarakat dan Pemprov maupun kabupaten/kota akan mendapatkan nilai ekonomi,” ujarnya. dkw

Transaksi di Kalteng Expo Capai Rp6,7 Miliar

Berbagai kerajianan yang terbuat dari rotan dan getah nyatu, serta berbagai kerajinan lainya khas Kalteng
PALANGKARAYA - Bunyi letusan kembang api yang ditembakkan ke langit Kota Palangka Raya menandai berakhirnya gelaran pesta rakyat Festival Seni dan Budaya Kalteng Central Borneo 2013, Jumat (24/5) malam yang lalu.
Meski begitu, warga tetap membludak di sekitar kawasan pameran Kalteng Expo 2013, Jalan Temanggung Tilung. Warga masih betah menghabiskan malam sambil sekadar menikmati jajanan atau mengajak anggota keluarga bermain-main di arena pasar malam. Semua warga bergembira dan panen rezeki berlimpah lewat peringatan Hari Jadi Ke-56 Provinsi Kalteng tersebut.
Dari berbagai macam produk yang dipamerkan, batik benang bintik adalah salah satu komoditas yang diburu pengunjung pameran. Sementara itu, pihak pengelola stand-stand pameran dari 14 kabupaten/kota yang menjual produk-produk kerajinan rotan seperti tas, topi, sandal, dan tikar juga kewalahan menghadapi permintaan, sampai-sampai harus menambah pasokan yang dikirim dari kabupaten.
“Produk kerajinan rotan menjadi primadona yang paling digemari pada pameran kali ini. Ada beberapa produk yang harus ditahan-tahan tidak dijual karena stoknya menipis hingga hari terakhir pameran,” tutur Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalteng Damber Liwan kepada Tabengan usai menghadiri Malam Penutupan Kalteng Expo 2013.
Selain itu, pengunjung juga masih memburu kerajinan getah nyatu. Getah nyatu berasal dari pohon nyatu yang umumnya berasal dari hutan-hutan lebat yang ada di wilayah Kalimantan seperti Kalteng dan Kalsel.
“Untuk getah nyatu, secara jujur, bahan bakunya sudah sangat terbatas, sehingga produksinya pun tidak terlalu banyak. Namun beberapa produk kerajinan getah nyatu yang dipamerkan juga tetap habis terjual,” lanjut Damber.
Menurut prediksi panitia, ujar Damber, jumlah pengunjung yang datang ke gelaran Kalteng Expo 2013 rata-rata 10 ribu orang per hari. Perputaran transaksi yang terjadi adalah sejumlah Rp6,7 miliar selama 6 hari sejak dibuka hingga ditutup pada Jumat malam lalu.
Di malam penutupan, pengunjung masih menyesaki area stand indoor, apalagi di beberapa stand, banyak pengelola yang membagi-bagikan hadiah kepada pengunjung yang beruntung malam itu. Lain lagi yang terlihat di stand Dinas Kehutanan dan BKSDA, malam itu 2 ekor ular sanca ukuran besar dan seekor iguana hijau diajak berfoto dan boleh dipegang oleh pengunjung. Tentu saja didampingi pawang yang sudah berpengalaman.
Penonton tak beranjak hingga lampu sorot di panggung hiburan utama mulai menyala. Puluhan penari berbaju tradisional Dayak menaiki panggung dan membawakan tarian yang begitu atraktif.
Tak lama, Wakil Gubernur menutup gelaran Kalteng Expo 2013 dan selanjutnya menyerahkan piala bergilir untuk Juara Umum Festival Seni dan Budaya Kalteng yang berhasil dipertahankan oleh Kabupaten Murung Raya. bwn/dkw


Kalteng Optimistis Produksi Padi 1 Juta Ton GKG

Padi Ladang yang dikembangkan petani di daerah Kabupaten Lamandau, Kalteng.
Untuk mendukung target surplus beras 10 juta ton pada 2014 dan produksi gabah kering giling 1 juta ton pada 2015, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Kalteng menggelar pertemuan Mantri Tani dan Sosialisasi Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) 2013.
 
PALANGKA RAYA – Pada pembukaan Pertemuan Mantri Tani kabupaten/kota se-Kalteng dan sosialisasi P2BN yang berlangsung di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur, Kamis (16/5), tersebut, Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Asisten II Setdaprov Kalteng Syahrin Daulay, menyebutkan upaya pemerintah untuk kemandirian pangan, dengan mencanangkan swasembada padi dan jagung berkelanjutan serta swasembada kedelai pada 2014.
Presiden  Susilo Bambang Yudhoyono, ujar Gubernur, telah mengamanatkan bahwa harus bisa mencapai surplus beras 10 juta ton melalui gerakan P2BN. “Saya ingin Provinsi Kalteng dapat memberikan sumbangsihnya dalam peningkatan produksi padi tersebut,” tegasnya.  
Untuk itu, ia mengharapkan pada 2015 nanti Provinsi Kalteng dapat mencapai produksi padi 1 juta ton gabah kering giling (GKG). Harapan tersebut, menurutnya, tidak berlebihan. Sebab, diyakni produktivitas masih bisa ditingkatkan dan dari beberapa hasil panen padi pada awal tahun ini di beberapa kabupaten, lebih dari 4 ton per hektare.
Peningkatan produksi padi dari tahun ke tahun, lanjut Gubernur, menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada 2012 produksi padi mencapai 755.507 ton GKG. Jumlah ini dibandingkan pada 2011 lalu dimana produksi padi sebesar 620.236 ton GKG, terjadi peningkatan sebesar 21,81 persen.
“Oleh karena itu, saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap jajaran dinas yang menangani pertanian, baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Secara khusus kepada para mantri tani dan petugas pengolah data kabupaten atas kerja kerasnya selama ini,” katanya.
Sementara terkait perkembangan produksi komoditas jagung dan kedelai pada 2012, sebesar 7.895 ton jagung pipilan kering dan 1.697 ton kedelai biji kering. Gubernur berharap agar dilakukan upaya peningkatan terhadap produksi jagung dan kedelai tersebut. Begitu juga dengan hortikultura, ke depan harus dapat mengurangi pasokan dari luar daerah, terutama buah-buahan.
Untuk pengembangan sektor pertanian, lanjutnya, Pemprov Kalteng terus berupaya secara bertahap melakukan upaya-upaya, antara lain, memberikan bantuan benih kepada petani agar mampu meningkatkan produktivitas dan produksi padi, jagung, dan kedelai. Memberikan bantuan  uang muka alat dan mesin pertanian (BUMA) melalui usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) dan mengoptimalkan fungsi lahan-lahan pertanian melalui perluasan areal tanam dan perbaikan irigasi tingkat usahatani.
Pemerintah juga memberikan penyuluhan dan bimbingan teknis melalui petugas-petugas lapangan, seperti PPL, POPT dan PBT. Selain itu, setiap tahun mengadakan pertemuan dengan para mantri tani untuk mendapatkan informasi yang up to date sekaligus refreshing metodelogi pengelolaan data statitik.
Kepala Distanak Provinsi Kalteng Tute Lelo pada pembukaan pertemuan itu melaporkan tujuan yang ingin dicapainya. Yakni, untuk mengoordinasikan pencapaian sasaran produksi pertanian 2013 dalam upaya mendukung P2BN serta meningkatkan pemahaman dan kompetensi petugas mantri tani dalam mengelola data di tingkat lapangan. Kegiatan itu dilaksakan selama 2 hari, 16-17 Mei 2013, di Aula Jayang Tingang.dkw