PALANGKA RAYA – Perbaikan jembatan
Sei Mentaya atau jembatan Bajarum yang rusak akibat tertabrak tongkang
pengangkut biji besi pada Sabtu 21 Desember 2013 yang lalu memerlukan anggaran
sekitar Rp7 miliar dan waktu perbaiknya diperkirakan lebih dari satu bulan.
Kepala
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalteng Leonard S Ampung saat ditemui di
ruanganya, Selasa (7/1) kepada sejumlah wartawan mengatakan, karena untuk
perbaikan fender atau pagar pelindung pilar jembatannya
saja diperlukan angaran sekitar Rp1,5 miliar.
Sementara untuk perbaikan pilar atau
pier jembatannya diperlukan anggaran sekitar Rp5,5 miliar, “itu
ada dalam nota kesepakatan, saya minta itu dicantumkan” ujar Leonard.
Sementara
angaran tersebut dibebankan kepada pihak perusahaan yang menabraknya yaitu PT
Feron Tambang Kalimantan. Dan tidak ada angaran dari APBN, mengingat jembatan
tersebut ditabrak, bukan karena bencana, “sehingga sanggup tidak sanggup mereka
harus bertanggung jawab” tegasnya.
Namun
pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan pihak
PT Feron dan mereka ingin bertanggungjawab untuk memperbaiki fender dan pilar
atau pier
yang tertabrak tersebut dan saat ini pihaknya sudah saiap melakukan perbaikan
itu dengan tanda tangan diatas materai dan mereka juga akan membiayaai itu, lanjut
Leonard.
Sementara
kerusakan pada jembatan tersebut yaitu fender,
pilar atau pier jembatan yang retak, elastomeric bearing atau perletakan
jembatan, serta pergeseran-pergeseran pada rangka jembatan tersebut akan
dikembalikan.
Sementara keretakan pada tiang
panjang dengan pier dan keretakan pada pier tersebut sudah diisi dengan material
luluh beton khusus untuk perekat yang retak dan sekarang sudah selesai
selanjutnya akan diikat dan dibungkus dengan mahkota. Sementara saat ini sedang
persiapan bekistingnya.
Setelah
perbaikan tersebut selesai, baru selanjutnya mengembalikan rangka jembatan yang
mengalami pergeseran tersebut agar kembali pada as nya dan elastomeric bearingnya diganti agar posisinya kembali seperti
semula. Setelah
itu selesai, baru dilakukan tes pembebanan yang maksimal.
Sehingga
pengerjaan jembatan tersebut
diperkirakan lebih dari 1 bulan yang merupakan kesanggupan dari pihak
perusahaan, karena material untuk perbaikan jembatan itu ada yang harus
didatangkan dari luar Kalteng dengan berat sekitar 80 ton, sehingga tidak bisa
diangkut menggunakan pesawat, sementara kalau menggunakan kapal, saat ini
sedang gelombang tinggi “nah ini yang menjadi kendala kita,” tegasnya.
Sementara
dalam perjanjian yang dibuat, batas terakhir untuk perbaikan jembatan tersebut sampai
akhir Februari 2014. Namun makin cepat pengerjaannya, maka akan lebih baik “kita
berharap mempercepat itu, karena itu angka-angka untuk mereka dalam nota
kesepakatan saja, namun berharap akhir Januari ini sudah rampung,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Dinas PU Kalteng juga
akan minta jaminan atau garansi dari pihak perusahaan atas perbaikan jembatan
tersebut dan tim dari Kementreian PU juga diharapkan turun lagi untuk mengecek kondisi jembatan tersebut, karena dikhawatirkan setelah
perbaikan itu selesai, konstruksi jembatan akan mengalami masalah.
Setelah geransi itu
diterima, ujar Leonard, baru jembatan itu dibuka, “sehingga kalau terjadi
apa-apa, maka mereka yang bertanggung jawab, karena mereka telah memberikan garansi,”
tegasnya.dkw