PALANGKA RAYA – Pemkab/pemko di Kalteng diharapkan segera menyiapkan
lahan pengembangan tanaman pangan dan pengembangan peternakan, untuk menjami
ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan.
Untuk memenuhi kebutuhan
daging dan meningkatkan pembudidayaan ternak di wilayah Kalteng, diperlukan
penyediaan lahan yang memadai. Namun sayangnya, selama ini Pemprov Kalteng
mengalami kendala dalam menyediakan lahan untuk pembudidayaan ternak. Karena
itu, pemerintah kabupaten/kota diharapkan dapat menyediakan lahan peternakan di
daerahnya masing-masing.
“Penyediaan lahan ini
sejalan dengan surat keputusan Gubernur Kalteng No.188.44/407/2012 tentang
penetapan pencadangan lahan untuk pengembangan budidaya tanaman pangan dan
peternakan di Provinsi Kalteng,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan
(Distanak) Kalteng Tute Lelo kepada Tabengan, pekan kemarin.
Tute membeberkan
pertimbangan keluarkanya surat keputusan Gubernur tersebut, guna menjamin
ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan. Sehingga diputuskan
menetapkan pencadangan lahan untuk pengembangan budidaya tanaman pangan dan
peternakan di Provinsi Kalteng. Dimana lahan yang dicadangkan untuk
pengembangan kedua sektor itu merupakan lahan yang secara teknis memenuhi
syarat untuk lokasi budidaya.
“Bupati/walikota diharapkan
segera menetapkan pencadangan lahan untuk pengembangan budidaya tanaman pangan
dan peternakan. Tujuannya untuk memberikan perlindungan, pemberdayaan pertani
skala luas, petani kecil berlahan sejenis, serta kepastian usaha tanaman pangan
dan peternakan dalam mendukung kebutuhan pangan,” beber Tute.
Berdasar data Distanak
Kalteng menunjukkan tingginya permintaan daging. Seperti kebutuhan daging sapi
untuk di wilayah Kota Palangka Raya saja mencapai 5.000 ekor per tahun,
sedangkan se-Kalteng sekitar 12.000 ekor per tahun. Daerah dengan permintaan
daging cukup tinggi adalah Kabupaten Kotim, Kobar, dan Kota Palangka Raya.
Sementara daerah pengembangan ternak ada di Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas,
Kobar, Katingan, dan Seruyan.
Namun begitu, produksi
ternak dari beberapa daerah tersebut dinilai belum mampu menutupi kebutuhan
daging di Kalteng. Untuk memenuhi kekurangannya, selama ini terpaksa mendatangkan dari luar
daerah seperti Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bali, Jawa Timur, dan Kalimantan
Selatan.
Sebelumnya, Suparni dan Fadliansah dari Aosiasi Pengusaha Pemotong Ternak Sapi
(APPTS) Kota Palangka Raya berharap agar pemerintah dapat mendatangkan investor
untuk mengembangkan ternak. Menurut mereka, apabila harapan itu terwujud maka
pihaknya tidak akan lagi mendatangkan sapi dari luar daerah. Dengan seperti
itu, harga daging di pasaran dapat stabil.dkw