Senin, 30 Desember 2013

Kalteng Akan Mampu Penuhi Listriknya Sendiri

PALANGKA RAYA – Pembangunan beberapa pembangkit listrik di daerah ini terus dan akan dilakukan. Sehingga, kalau pembangunan tersebut sudah rampung semua, maka Kalteng dinilai akan mampu memenuhi kebutuhan listriknya sendiri.
Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang pada acara exspos capaian kinerja makro pembangunan Provinsi Kalteng 2013, di aula Eka Hapakat, komplek kantor Gubernur Kalteng, baru-baru ini mengatakan, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di daerah Kabupaten Pulang Pisau terus berjalan dan diharapkan pada triwulan ke III 2014 pembangunanya sudah bisa selesai.
Selain di daerah Kabupaten Pulang Pisau, juga akan dibangun pembangkin listik dengan kapasitas sekitar 2x100 di daerah Kabupaten Katingan.
Sehingga kalau pembangun pembangkit listrik tersebut semuanya selesai, maka Kalteng dinilai akan mampu memenuhi kebutuhan listriknya sendiri “karena kita akan mempunyai suplai (listrik) yang luar biasa, karena di Pulang Pisau 2x60 MW, dan di Kasongan 2x100 MW,” ujarnya.
Untuk itu sekarang sedang dibangun transmisi dari Kapuas-Palangka Raya-Katingan-Kotawaringin Timur-Kotawaringi Barat. Namun dalam pembangunan transmisi tersebut tidak terlepas dari kendala, karena ada masyarakat yang tidak ingin melepaskan tanahnya, namun hal tersebut sudah bisa ditangani sehingga transmisi bisa dibangun dan tidak ada masalah, tuturnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalteng Syahril Tarigan mengatakan, pembangunan pembangkit listrik di daerah ini terus dilakukan, karena diharapkan pada 2014 mendatang sudah ada yang bisa dioprasikan.  
Diungkapkanya, untuk pembangunan PLTU di daerah Kabupaten Pulang Pisau, progresnya sudah mencapai sekitar 55 persen, sehingga diharapkan pada sekitar Juli 2014 mendatang satu unit sudah bisa beroprasi.
Selain pembangunan PLTU di daerah Kabupaten Pulang Pisau, saat ini juga sedang dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di daerah Bangkanai, Kabupaten Barito Utara yang juga diharapkan pada 2014 mendatang sudah masuk ke sistim.
Sementara pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat ini juga sedang membangun jaringan tegangan tinggi dari Palangka Raya-Pangkalan Bun (Kotawaringin Barat), Barito Timur-Muara Teweh-Puruk Cahu-Kuala Kurun, ujarnya.
Sehingga, secara pembangkit, dengan selesainya PLTU di Kabupaten Pulang Pisau dan PLTG Barito Utara, maka kalau dilihat dari daya listrik yang dibutuhkan saat ini, dinilai sudah mencukupi.
Selain itu, ujar Syahril, Pemerintah juga membangun PLTU di daerah Samit dengan kapasitas 2x25 MW, serta akan dibangun PLTU di daerah Kabupaten Katingan dengan kapasitas 2x100 Mw “sekarang masih dalam proses lelang,” ujarnya.
Sehingga, kalau semua pembangunan pembangkil listrik tersebut sudah selesai, maka semua kebutuhan kelistrikan di Kalteng ini sudah terpenuhi semuannya untuk beberapa tahun kedepan.
“Hanya saja yang menjadi persoalannya adalah distribusinya, karena kalau dari transmisi, untuk saluran udara tegangan tinggi (SUTT) nya sedang dibangun. Namun jaringan tegangan menengah untuk menjangkau seluruh kabupaten, kecamatan, dan ke desa-desa masih perlu kerja keras, ungkapnya.dkw

Nilai Tukar Petani Kalteng Rendah


PALANGKA RAYA – Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang pada acara exspos capaian kinerja makro pembangunan Provinsi Kalteng 2013, di aula Eka Hapakat, komplek kantor Gubernur Kalteng, Senin (30/12) mengatakan, nilai tukar petani di Kalteng masih rendah, masih dibawah Nasional.
Karena pada 2005-2010, nilai tukar petani Kalteng sebesar 97,00 persen, sementara Nasional sebesar 102,17 persen. Pada 2010-2012 nilai tukar petani di Kalteng sebesar 101,08 persen, sementara Nasional sebesr 103,87 persen.
Sedangkan pada 2013, yaitu sampai posisi dengan November 2013, nilai tukar petani di Kalteng sebesar 97,94 persen, sementara Nasional sebesar 105,28 persen. “Kalau kita melihat angka-angka ini, maka nilai tukar petani kita masih rendah, masih dibawah Nasional,” ungkapnya.
Hal ini terjadi antaralain karena para generasi muda sangat sedikit yang ingin bertani dan lebih banyak ingin menjadi PNS, Pejabat, dan berbagai profesi lainnya, akibatnya nilai tukar petani rendah.
“Namun kita masih bersyukur bahwa garis kemiskinan di desa itu naik, namun pendapatan mereka juga naik. Berbeda dengan yang di kota, garis kemiskinanya naik namun pendapatannya menurun, sehingga penduduk miskinya bertambah, namun kalau di desa malah berkurang,” ujarnya.
Untuk itu ia mengajak masyarakat Kalteng untuk kembali ke desa dan mau untuk bertani, sehingga minimal dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan tidak harus tergantung dengan orang lain.
Namun untuk mewujudkan itu memang tidak mudah, mengingat sekarang masyarakat cendrung konsumtif dan sedikit yang ingin menjadi petani, karena kebanyakan ingin menjadi PNS dan berbagai profesi lainnya meski peluangnya sangat kecil, ujar Teras.
Sementara Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Panusunan Siregar mengatakan hal yang serupa, sementara nilai tukar petani ini merupakan indikator yang menunjukan tingkat kesejahteraan petani “sehingga ini harus kita dongkrak untuk naik,” ujarnya.
Karena kalau angka nilai tukar petani tersebut masih di bawah 100 persen, maka ini menunjukan bahawa lebih besar pengeluarannya dari pada hasil pertaniannya. Untuk itu, maka petani yang ada harus lebih diberdayakan lagi agar produktivitas pertaniannya dapat meningkat.dkw

Produksi dan Produktivitas Padi di Kalteng Terus Meningkat

PALANGKA RAYA – Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang pada acara exspos capaian kinerja makro pembangunan Provinsi Kalteng 2013, di aula Eka Hapakat, komplek kantor Gubernur Kalteng, Senin (30/12) mengatakan, produksi dan produktivitas padi di Kalteng secara konsisten terus meningkat.
Karena produksi padi pada 2005-2010 sebesar 549,724 ton sementara Nasional sebesar 0,92 persen, pada 2010-2012 mengalai kenaikan yang cukup sikipikan yaitu 672,053 ton sementara Nasional 1,00 persen, dan pada 2013 juga mengalai kenaikan yaitu sampai posisi aram II 2013 yaitu sebesar 793,576 sementara nasional sebesar 1,12 persen.
“Meskipun kecil sumbangan kita kepada Nasional, namun terlihat kenaikan yang konsisten,” tegasnya.
Sementara produktivitas padi juga terus menunjukan penginkatan meski masih dibawah Nasional yaitu pada 2005-2010 sebesar 25,25 kuintal per Ha sementara Nasional sebesar 48,53 kuintal per Ha, sementara pada 2010-2012 mengalai kenaikan yaitu sebesar 28,26 kuintal per Ha namun Nasional sebesar 50,44 kuintal per Ha.
Sedangkan pada 2013 juga mengalai kenaikan yaitu sampai posisi aram II 2013 yaitu sebesar 31,78 kuintal per Ha, sedangkan Nasional sebesar 51,47 kuintal per Ha, ujarnya.
Sehingga setiap tahun secara konsisten menunjukan peningkatan menski memang masih dibawah Nasional. Sehingga ini akan terus ditingkatkan lagi yaitu dengan terus meningkatkan produktivitas padi, “karena pada 2015, target kita yaitu sebesar 1 juta ton,” tegasnya.
Sementara Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Panusunan Siregar mengatakan hal yang serupa, bahwa tingkat produktivitas padi di Kalteng masih dibawah Nasional dan hal ini terjadi antaralain karena kondisi lahan yaitu lahan gambut.
Kendetai demikian, dengan berbagai kegiatan dan program yang telah dilakukan, maka dari waktu-kewaktu julah produktivitas padi di daerah ini terus menunjukan peningkatan, ujarny.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng Tute Lelo mengatakan, untuk meningkatkan produksi berbagai komoditi tanaman pangan di daerah ini , khusunya padi, maka Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng saat ini lebih fokus pada upaya peningkatan produktivitasnya.
Dan hal ini dapat terlihat bahwa produksi padi di Provinsi Kalteng pada 2011 hanya sebanyak 610.236 ton, namun pada 2012 naik menjadi sebesar 755.507 ton, dan pada 2013 ini, untuk  Aram I saja sudah mencapai 78.405 ton, ujarnya.
Karena, saat ini pihaknya lebih fokus terhadap peningkatan produktivitas, mengingat untuk luas lahan pertanian yang dibuka sudah cukup luas yaitu sekitar 250.000 hektare “jadi kita genjot produktivitasnya, meningkat satu dijit aja (peningkatan produktifitasnya) dari luasan itu maka sudah lomayan besar,” ujarnya.dkw


Pembangunan Kelistrikan di Kalteng Terus Ditingkatkan

PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalteng Syahril Tarigan, saat ditemui dilingkungan kantor Gubernur Kalteng, belum lam ini kepada wartawan mengatakan, pembangunan pembangkit listrik di daerah ini terus dilakukan, karena diharapkan pada 2014 mendatang sudah ada yang bisa dioprasikan.  
Diungkapkanya, untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di daerah Kabupaten Pulang Pisau, progresnya sudah mencapai 55 persen, sehingga diharapkan pada sekitar Juli 2014 mendatang satu unit sudah bisa beroprasi.
Selain di pembangunan PLTU di daerah Kabupaten Pulang Pisau, saat ini juga sedang dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di daerah Bangkanai, Kabupaten Barito Utara yang juga diharapkan pada 2014 mendatang sudah masuk ke sistim.
Selain itu, saat ini pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga sedang membangun jaringan tegangan tinggi dari Palangka Raya-Pangkalan Bun (Kotawaringin Barat), Barito Timur-Muara Teweh-Puruk Cahu-Kuala Kurun, ujarnya.
Sehingga, secara pembangkit, dengan selesainya PLTU di Kabupaten Pulang Pisau dan PLTG Barito Utara, maka kalau dilihat dari daya listrik yang dibutuhkan saat ini, dinilai sudah mencukupi.
Selain itu, ujar Syahril, Pemerintah juga membangun PLTU di daerah Samit dengan kapasitas 2x25 MW, serta akan dibangun PLTU di daerah Kabupaten Katingan dengan kapasitas 2x100 Mw “sekarang masih dalam proses lelang,” ujarnya.
Sehingga, kalau semua pembangunan pembangkil listrik tersebut sudah selesai, maka semua kebutuhan kelistrikan di Kalteng ini sudah terpenuhi semuannya untuk beberapa tahun kedepan.
“Hanya saja yang menjadi persoalannya adalah distribusinya, karena kalau dari transmisi, untuk saluran udara tegangan tinggi (SUTT) nya sedang dibangun. Namun jaringan tegangan menengah untuk menjangkau seluruh kabupaten, kecamatan, dan ke desa-desa masih perlu kerja keras, ungkapnya.dkw

Senin, 23 Desember 2013

Jemabatan Bajarum Kritis, Kementrian PU Turunkan Tim

PALANGKA RAYA – Akibat tertabrak tongkang yang mengangkut biji besi pada Sabtu 21 Desember 2013 yang lalu, jembatan Sei Mentaya yang terletak di Desa Bajarum, Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur dalam keadaan keritis, sehingga Kementerian PU menurunkan tim.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalteng Leonard S Ampung saat ditemui di ruanganya, Senin (23/12) kepada sejumlah wartawan mengatakan, jemabatan Bajarum keritis dan berbahaya “kondisinya sangat keritis, tersenggol sedikit bisa ambruk,” tegasnya.
Karena, akibat tabrakan tersebut, sehingga pier jembatan atau beton pada tiang jembatan tersebut retak, sehingga kalau ada beban, benturan atau goyangan diatas sedikit saja, keretakannya bisa bertambah lebar dan dua tiang pilar itu bisa jatuh.
Bahkan berdasarkan hasil pengecekan bersama Tim Provinsi dan Tim Kabupaten Kotawaringin Timur baru-baru ini dengan hasil, bangunan atas pada pier 1 sisi kanan (Palangka Raya-Sampit) terjadi pergeseran perletakan rangka baja bentang 60 sekitar 8 cm dan kondisi angkur bengkok.
Selainitu, pier 2 (bagian yang tertabrak) peletakan rangka baja bentang 100 sisi kiri bergeser 10 cm, terjadi retakan dan pecahnya back wall yang terhimpit kedua rangka akibat tumbukan dibagian bawah dan pada bagian bawah pilecab pier 2 terjadi kerusakan singnifikan berupa retaknya beton dan terlihat sebagian baja tulangan pada 16 buah tiang pancangan penopang pilecab.
Serta sambungan lantai jembatan pier 2 bentang 60 cm dan betang 100 sisi kanan terhimpit dan terjadi retakan beton lantai, pada sisi kiri terjadi rengan 12cm.
Lanjut Leonard, mengingat itu merupakan jalan Nasional, maka itu menjadi kewenangan dari Kementerian PU dan hari ini (kemaren) sekitar enam orang dari Kementrian PU dan Subdit Jembatan Direktorat Binamarga turun kelapangan untuk meninjau kondisi jembatan tersebut sacara langsung dan dari situ baru akan diketahui untuk penanganan teknisnya.
Kendati demikian, dari Dinas PU Provinsi tetam mengkomunikasikan dan mengkoordinasikannya sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan. Mengingat kalau menunggu dari Pusat dan tidak ditangani maka akan berbahaya, ujarnya.
Sehingga saat ini berkerjasama dengan pihak Kepolisian dan instansi terkait lainya maka jembatan tersebut ditutup total, sehingga baik diatas maupun dibawah jembatan tersebut tidak boleh dilewati. Ini dilakukan untuk menjaga keamanan jembatan maupun masyarakat yang ada disekitarnya.
Atas penutupan jembatan tersebut pihaknya juga sudah menyiapkan opsi antaralain yaitu menyiapkan ferry penyebrangan untuk orang dan sepedamotor, sementara untuk mobil akan menggunakan LCT dan saat ini sedang disiapkan dermaganya.
Selan itu, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan memasang baliho, untuk itu masyarakat diharap memakluminya dan mengantisipasi rute perjalanan mereka.
Lanjut Leonard, jembatan ini sangat pital, sehingga dengan kerusakan sepeti itu membawa efek sangat besar, baik terhadap perekonomian, transportasi, aktiptas masyarakat, pendidikan, kesehatan, keamanan dan yang lainnya. Sehingga perlu kesadaran dari semua pihak baik dari masyarakat, pemangku kepentingan, maupun dunia usaha untuk bersama-sama menjaga infrastruktur yang ada ini, ujarnya.
Untuk diketahui, jembatan Sei Mentaya tersebut dibangun pada 1989-1991 dengan biaya sebesar Rp8.362.990.000, panjang bentang 380 meter (50+60+100+60+60+50), bentang terpanjang 100 meter, lebar 7 meter, tipe bangunan atas mengguanakan rangka baja Australia kelas B, dan tipe bangunan bawah menggunakan tiang pancang pipa baja.dkw