Senin, 16 Januari 2012

Realisasi Plasma Hanya 10,81 Persen

17-12-2011 00:00
Harian Umum Tabengan,  
PALANGKA RAYA
Kewajiban membangun kebun plasma untuk masyarakat sekitar perusahaan belum sepenuhnya direalisasikan. Pemprov Kalteng mencatat, dari luas 950.372 hektare perkebunan kelapa sawit, hanya terbangun kebun plasma 10,81 persen
Meski luas perkebunan di Kalteng mencapai 1 juta hektare dan  merupakan provinsi ke-4 terluas perkebunannya setelah Riau, Sumatera Utara, dan Jambi, namun pembangunan kebun plasma khusunya kelapa sawit hanya 10,81 persen.  Hhhhhhhhh hhhhljd;AQOFDKWEPFK    kljj;pk’v gbhjnnnblkllk-
Sampai saat ini, pembangunan kebun plasma kelapa sawit di Kalteng baru seluas 115.296 hektare (10,81 persen). Padahal, berdasarkan data statistik terakhir, luas perkembangan perkebunan di wilayah itu mencapai 1.60.5746 hektare.
Rinciannya, perkebunan rakyat seluas 643.366 hektare (40 persen) yang didominasi tanaman karet rakyat seluas 419.946 hektare, dan sisanya tanaman kelapa, kopi, lada, dan komoditi lain. Sementara untuk perkebunan skala besar mencapai 962.380 hektare (60 persen) yang didominasi perkebunan kelapa sawit seluas 950.372 hektare (98 persen) dan sekitar 2 persen lainnya perkebunan karet.
Adapun jumlah perusahaan yang mengantongi izin sebanyak 316 unit, namun hanya 164 operasional dan selebihnya belum operasional. “Karena itu, Pemprov dan DPRD tetap memperjuangkan agar masyarakat di daerah ini dapat menjadi peserta dalam perkebunan plasma sebesar 20 persen dari luas izin yang diusahakan para usaha perkebunan tersebut,” kata Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang di Palangka Raya, baru-baru ini.
Sebagai bentuk komitmen, DPRD Kalteng telah mengesahkan Perda tentang Pengelolaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan, 8 Desember lalu, yang salah satunya mengatur kewajiban pembangunan kebun plasma minimal 20 persen.  Sementara bagi perkebunan yang sudah memiliki Hak Guna Usaha (HGU) sebelum peraturan itu diterbitkan dan sudah seluruhhnya ditanami sawit, Perda tersebut mengatur agar para bupati/walikota mencarikan lahan dan dalam kurun waktu 2 tahun, perusahaan besar swasta (PBS) sudah harus membangun plasma tersebut.
Meski realisasi plasma baru 10,81 persen, namun ada beberapa perusahaan yang sudah mencapai 35 persen  dan ada pula yang masih belum sama sekali. Teras menegaskan bahwa sektor perkebunan di Kalteng mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ini dapat dilihat sampai akhir 2010 angka pertumbuhan ekonomi, angka kemiskinan, dan angka pengangguran di Kalteng.
Pertumbuhan ekonomi yang pada tahun 2010 lalu sebesar 6,5 persen berhasil naik tipis menjadi 6,67 persen pada triwulan III tahun ini. Demikian pula ekspor Kalteng yang naik 24,12 persen dibanding 2010 lalu. Sedangkan angka pengangguran juga menurun. Apabila pada Agustus 2010 sebesar 4,14 persen, pada  Februari 2011 turun menjadi 3,66 persen, dari jumlah penduduk Kalteng 2,2 juta jiwa. Bahkan pada Agustus tahun ini juga kembali turun menjadi 2,55 persen.  Dampak positif lainnya, angka kemiskinan di Kalteng juga turun.  Jika pada 2010 sebesar 6,7 persen, pada Februari 2011 turun menjadi 6,5 persen.dkw