Senin, 16 Januari 2012

Kemenbudpar Terkesan Wisata Susur Sungai


28-07-2011 00:00
Harian Umum Tabengan,  
PALANGKA RAYA
Wisata susur sungaidi Kalteng memiliki prospek menjanjikan dan perlu dikelola secara profesional. Pihak Kemenbudpar saat berkunjung ke Kalteng menyatakan terkesan dengan wisata alam tersebut.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) memberikan apresiasi terhadap wisata susur sungai di Kalteng yang memiliki prospek menjanjikan jika dikelola secara maksimal dan profesional. Mereka terkesan dengan keindahan dan keberadaan sungai besar di Kalteng yang perlu mendapat perhatian pemerintah daerah agar mampu meningkatkan kunjungan wisatawan dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) setempat.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kalteng Rudiansyah Iden kepada Tabengan, Selasa (26/7). “Pengelolaan wisata kapal susur sungai di Kalteng mendapatkan pujian dari pihak Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata saat mereka berkunjung ke Kalteng dan memantau keberadaan kapal susur sungai, terutama di Palangka Raya,  beberapa waktu lalu,” katanya.
Rudiansyah juga mengatakan, pengelolaan kapal susur sungai dinilai pihak Kemenbudpar lebih baik bila dibanding dengan daerah lain di Indonesia. Ia mengaku bangga dan ini menjadi tantangan bagi instansinya agar mampu mengelola lebih baik dan profesional dalam memajukan wisata susur sungai di daerah ini.
Rudiansyah menyebut, potensi wisata susur sungai di Kalteng ini cukup beragam karena seluruh kabupaten/kota memiliki alur sungai besar maupun kecil. Selain itu terdapat garis pantai yang membentang di tujuh kabupaten, Sukamara, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Seruyan, Katingan, Pulang Pisau, dan Kapuas. “Kabupaten/kota yang memiliki potensi sungai dan pantai kami harap dapat mengembangkan wisata susur sungai di daerah masing-masing,” ujarnya.
Sebab, jika potensi pariwisata tersebut mampu dimanfaatkan dan dibarengi promosi yang gencar, ia yakin dapat meningkatkan kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara. Hingga saat ini, kata Ridiansyah, kapal susur sungai milik pemerintah daerah maupun milik swasta untuk di wilayah Kota Palangka Raya ada empat buah, Kumai di Kabupaten Kotawaringin Barat ada 50 unit, dan terdapat beberapa unit di kabupaten lainnya.
Ke depan pihaknya juga akan mengembangkan wisata susur sungai di Kabupaten Kapuas dan saat ini dalam proses penjajakan dengan pemerintah daerah setempat. Selain itu, di Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Kotawaringin Timur, dan Kabupaten Kotawaringin Barat. “Untuk memajukan wisata susur sungai ini diperlukan beberapa hal, di antaranya kesiapan pengelola dalam pemberian pelayanan dan tenaga pariwisata yang mampu memberikan informasi kepada para wisatawan,” katanya.
Mereka dituntut untuk mampu memberikan informasi secara jelas dan lengkap terhadap kondisi kapal dan rute yang akan ditempuh kepada para wisatawan. Dengan demikian, mereka akan memiliki kesan tersendiri dan diharapkan turut menginformasikan kepada wisatawan lain di dalam maupun luar negeri.
Namun demikian, wisata susur sungai memiliki kelemahan terutama pada musim kemarau yang berakibat terjadi pendangkalan alur sungai yang menyulitkan kapal berukuran besar bisa berlayar dalam jarak cukup jauh.  
Meski secara umum belum mampu menyumbang PAD Kalteng, namun selama ini mapu memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar, terutama di daerah pelabuhan baik dari segi perekonomian maupun wisata seperti pajak transportasi sungai, retribusi, dan pajak-pajak lainnya.
Terpisah, pengelola KM Lasang Teras Garu yang merupakan kapal wisata susur sungai di Palangka Raya Gamaliel Tumon, mengatakan, kapalnya melayani rute kunjungan situs bidaya dan wisata alam dengan jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat.
Untuk itu, Gamaliel mengharapkan Disbudpar Kalteng mampu meningkatkan keberadaan objek wisata yang dilintasi kapalnya, seperti desa wisata dan beberapa situs budaya yang banyak menarik minat pengunjung.
“Seperti yang ada di Danau Rawit (Palangka Raya), di sana sangat menarik untuk dikembangkan karena terdapat kehidupan alami warga Dayak dalam memelihara hutan dan danau serta profesi nelayan yang dilakukan secara turun temurun dengan kearifan lokal,” katanya, kemarin.
Gamaliel mengaku pembinaan dari Disbudpar Kalteng masih perlu ditingkatkan terutama berkaitan dengan keberadaan wisata susur sungai yang tidak bisa dilihat hasilnya dalam waktu yang singkat. Sebab, semua memerlukan promosi dan berbagai upaya untuk menarik minat wisatawan ebrkunjung.
“Wisata adalah hal yang sederhana karena yang ditampikan menyangkut kehidupan alami masyarakat Dayak. Dan ini justru menjadi daya tarik tersendiri sehingga perlu dikelola secara maksimal,” katanya.
Selain itu, Gamaliel mengharapkan agar instansi terkait mampu memerhatikan kondisi air sungai agar tidak tercemar aksi penangkapan ilegal, penambang ilegal, dan penebangan hutan ilegal yang dapat merusak habitat dan ekosistem sungai dan danau yang menjadi lokasi kunjungan.dkw/anr


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini hanya tanggapan.